RADARCIREBON.TV – Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi menegaskan arah baru kebijakan lingkungan hidup dan tata ruang di Jawa Barat. Dengan suara lantang, ia menyatakan bahwa era Jawa Barat sebagai “surga” tambang telah berakhir.
Di tengah sorotan pasca longsor Gunung Kuda dan maraknya kerusakan lingkungan, Kang Dedi mengambil langkah konkret dan berani:
1. Larangan Keras Alih Fungsi Lahan
Kang Dedi secara resmi melarang segala bentuk alih fungsi lahan, terutama dari lahan pertanian dan kawasan lindung menjadi tambang atau bangunan industri.
Baca Juga:Buntut 14 Korban Meninggal Dunia, Ketua Koperasi Pondok Pesantren Al Azhariya Diperiksa PolisiSelain Pengehentian Aktivitas Tambang, Ini 6 Poin Pesan Dedi Mulyadi Pasca Longsor Gunung Kuda
“Kalau lahan subur diubah semua jadi tambang, yang kita makan nanti bukan nasi — tapi debu tambang,” kata Dedi, sinis namun serius.
2. Moratorium Izin Tambang Baru: Stop Sampai Di Sini
Gubernur memerintahkan moratorium menyeluruh izin pertambangan baru. Dinas ESDM dan DLH Jawa Barat diminta tidak memproses permohonan izin tambang dalam bentuk apapun.
“Saya sudah perintahkan Dinas ESDM dan DLH: hentikan semua proses izin tambang. Kita bukan biro jasa perusak alam,” ujarnya tajam.
3. Ratusan Tambang Ilegal Ditutup, Diproses Hukum
Di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi, ratusan tambang ilegal telah ditutup. Bahkan, beberapa kasus kini tengah diproses pidana oleh Polda Jawa Barat. Ini bukan gertakan, tapi tindakan nyata.
“Tambang ilegal bukan lagi urusan surat teguran. Ini urusan penjara. Sudah cukup mereka mengeruk tanah rakyat seenaknya,” kata Dedi.
4. Tidak Ada Lagi Perpanjangan Izin Tambang
Tak hanya izin baru, Gubernur juga menegaskan bahwa tidak akan ada lagi perpanjangan izin pertambangan yang telah habis masa berlakunya di Jawa Barat.
“Yang izinnya habis, ya sudah. Tamat. Jangan harap diperpanjang,” tegasnya.
Jawa Barat Memilih Jalan Baru
Baca Juga:Wabup Jigus Soal Longsor Gunung Kuda: Statusnya Tanggap Darurat!!Longsor Gunung Kuda Diberitakan Media Internasional China, Total Korban Meninggal Sementara Jadi 14 Orang
Langkah-langkah ini bukan hanya respons atas bencana atau tekanan publik. Ini adalah pilihan politik dan moral untuk menyelamatkan masa depan lingkungan Jawa Barat.
Dengan gaya khasnya yang blak-blakan dan keberanian melawan kepentingan besar, Gubernur Dedi Mulyadi menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan soal popularitas — tapi keberpihakan pada rakyat dan bumi yang mereka pijak.