Setelah melantai selama 15 tahun, King memutuskan untuk gantung raket. Seperti atlet lain yang memilih untuk menjadi pelatih dan pengusaha, Lem Swie King tidak melanjutkan karir bulu tangkisnya. King telah muncul dalam beberapa film dan iklan. Ia menulis buku dengan nama “King” yang menceritakan kisah hidupnya.
King juga menyatakan bahwa selain bakat, kerja keras dan disiplin juga diperlukan untuk sukses.
3. Johan Wahjudi dan Tjun Tjun
Indonesia memiliki kemampuan ganda putra yang luar biasa. Pasangan Johan Wahjudi dan Tjun Tjun merebut enam gelar juara pada turnamen All England.
Baca Juga:Breaking News: Tan Joe Hok, Sang Legenda Bulu Tangkis Indonesia, Meninggal DuniaNiat Puasa Tarwiyah dan Arafah 2025: Maksimalkan Ibadah di Awal Dzulhijjah
Pasangan ganda putra ini menang enam kali, empat kali pada tahun 1974, 1975, dan sekali lagi pada tahun 1977-1980.
Johan Wahjudi dan Tjun Tjun juga pernah menjadi juara dua Piala Thomas dan juara pertama Dunia IBF pada tahun 1977.
4. Susi Susanti
Pada awal kariernya di tahun 1989, Susi menjadi juara Indonesian Open. Selain itu, dia juga berhasil membawa tim Indonesia ke Piala Sudirman untuk pertama kalinya, dan hingga saat ini belum ada penerusnya. Ibu dari tiga anak ini juga menjadi bintang di lapangan dengan memenangkan All England empat kali: 1990, 1991, 1993, dan 1994. Pada tahun 1993, Susi juga pernah menjadi Juara Dunia.
Di tahun 1992, Susi mencapai puncak kariernya sebagai juara tunggal putri di Olimpiade Barcelona. Dia menjadi atlet bulu tangkis pertama dari Indonesia yang meraih emas di Olimpiade.
Pada tahun 1992, Susi menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama, dan pada bulan Mei 2004, International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) memberikan penghargaan Badminton Hall Of Fame kepadanya. Ia akhirnya meninggalkan raket pada tahun 1998.
5. Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir
Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir memenangkan gelar All England secara berturut-turut pada tahun 2012, 2013, dan 2014.
Pasangan ganda campuran Thomas Laybourn/Kamilla Juhl dari Denmark mengalahkan mereka dalam dua set, 21-17 dan 21-19. Kemenangan di All England 2012 adalah kemenangan ganda campuran pertama Indonesia sejak 1979.
Baca Juga:Perbandingan Biaya Haji Reguler dan Haji Furoda 2025: Mana yang Lebih Efisien?Mengenal Apa Itu Haji Furoda: Ibadah Tanda Antrean, Tapi Mengapa Gagal Berangkat di Tahun 2025?
Pada tahun 2013, Tontowi/Liliyana terus menunjukkan prestasi di turnamen All England. Mereka menang di partai final atas ganda campuran Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan skor 21–13 dan 21–17. Pasangan ganda campuran terbaik Indonesia ini memenangkan gelar juara dalam waktu sekitar 42 menit, menurut situs resmi All England.