RADARCIREBON.TV – Di antara deretan penyerang tajam dunia, hanya sedikit yang mampu mencetak gol dengan gaya yang begitu sederhana namun sulit ditiru. Filippo Inzaghi, atau Pippo, adalah satu di antaranya. Ia bukan dribbler mematikan. Ia bukan atlet tercepat. Ia tak punya tendangan roket. Tapi ia punya satu hal yang membuatnya ditakuti di seantero Eropa: kemampuan supernatural membaca arah bola sebelum bola itu sendiri tahu ke mana akan bergerak.
Orang bilang, “Inzaghi lahir offside.” Bahkan Sir Alex Ferguson, pelatih legendaris Manchester United, pernah berseloroh penuh frustrasi, “Dia lahir dalam posisi offside.” Tapi justru dari garis offside itu lah Inzaghi menyusun takdirnya.
Dari Piacenza ke Puncak Eropa
Karier profesionalnya dimulai di Piacenza, lalu menanjak melalui Parma, Atalanta, hingga bersinar terang bersama Juventus dan akhirnya AC Milan. Di Juventus, ia mencetak lebih dari 50 gol, berduet dengan Del Piero dan Zidane. Tapi kisahnya mencapai puncak ketika ia berseragam merah-hitam Milan.
Baca Juga:Tampil Berdua, Gubernur Dedi Mulyadi dan Gubernur Sherly Tjoanda Dijodohkan WarganetKDM Kaget: Anak Dibawah Umur di Cirebon Sudah Bisa Bikin Bom Molotov
Inzaghi tidak seperti Ronaldo yang menciptakan gol dari tengah lapangan, atau seperti Henry yang melewati lima bek. Pippo justru seperti bayangan di antara celah, mengendap-endap di garis pertahanan terakhir, lalu tiba-tiba menyodok bola ke gawang dengan satu sentuhan.
Final Ajaib di Athena
Pada malam tak terlupakan di Final Liga Champions 2007 di Athena, Milan menghadapi Liverpool — lawan yang merenggut piala dari tangan mereka dua tahun sebelumnya di Istanbul. Kali ini, Inzaghi membalas dendam. Ia mencetak dua gol: yang pertama dengan keberuntungan hasil defleksi, yang kedua lewat sontekan cerdik usai melewati kiper.
Malam itu, ia bukan sekadar pencetak gol. Ia adalah manifestasi dari naluri, posisi, dan keberuntungan yang tampak seperti sihir. Saat peluit akhir berbunyi, Milan menang 2–1. Dan Pippo berdiri di puncak dunia, dengan cara yang hanya bisa ia lakukan.
Legenda yang Dicari Bola
Pelatih, fans, bahkan bek lawan tak pernah bisa menjelaskan bagaimana bola selalu berakhir di kaki Pippo. Ia seolah punya radar. Ia bisa mencium bola lepas sebelum bek menyadarinya. Ia mencetak lebih dari 300 gol dalam kariernya, kebanyakan dari jarak dekat, seringnya hanya dengan satu sentuhan. Tapi itulah keistimewaannya.
Inzaghi bukan pemain yang mencari bola. Dialah pemain yang dicari bola.
“Saya mungkin tidak tahu cara bermain bola, tapi saya tahu bagaimana mencetak gol.”
– Filippo Inzaghi
Sebuah kalimat yang merangkum karier luar biasa dari penyerang paling instingtif yang pernah dimiliki Italia.