RADARCIREBON.TV- Kamu pasti udah tahu kalau ngerokok itu nggak baik buat kesehatan. Tapi, tahu nggak sih kalau sekarang jumlah perokok di Indonesia udah tembus 68 juta orang? Dan yang bikin miris, 5,1 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun! Bahkan ada yang mulai ngerokok sejak umur 4 tahun. Serius!
Fakta mencengangkan ini disampaikan langsung oleh dr. Siti Nadia Tarmizi dari Kementerian Kesehatan dalam kampanye “Gerakan Berhenti Merokok” di Jakarta (11/6/2025).
Kenapa sih banyak anak muda yang mulai ngerokok? Kata Bu Nadia, salah satunya karena iklan dan kemasan rokok yang keren-keren dan harga yang murah meriah. Industri rokok pintar banget nyasar anak muda biar makin banyak yang jadi pelanggan tetap.
Baca Juga:Mau Makan Nasi Tetap Aman Buat Diabetes? Trik Sederhana Ini Bikin Kaget!Di Indonesia Diblokir, Aplikasi Scan Mata Ini Justru Diterima Negara-Negara Maju
Padahal, rokok bikin negara tekor juga, lho. Biaya yang dikeluarkan gara-gara efek buruk rokok tiap tahunnya bisa sampai Rp410 triliun, sementara pemasukan dari cukai rokok cuma sekitar Rp200 triliun. Ruginya dua kali lipat!
Rokok Lebih Penting dari Pendidikan?
Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) juga bikin geleng-geleng kepala. Ternyata, pengeluaran rumah tangga buat beli rokok ada di posisi ketiga tertinggi, ngalahin belanja telur, susu, bahkan pendidikan anak. Duh, miris banget.
Pemerintah Turun Tangan: Ada Program “UBM”
Buat ngurangin jumlah perokok, Kemenkes bikin program yang namanya Upaya Berhenti Merokok (UBM). Targetnya, layanan berhenti merokok bakal tersedia di 472 kabupaten/kota pada tahun 2029. Sekarang sih udah ada di 276 daerah.
Program ini nggak cuma buat orang yang udah ngerokok, tapi juga buat orang tua yang pengen anaknya berhenti. Ada pelatihan, bantuan obat (farmakoterapi), dan pendampingan.
Aturan Baru dari Pemerintah
Pemerintah juga ngeluarin Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024. Isinya ngatur hal-hal penting kayak:
- Larangan iklan rokok,
- Batasan jual rokok ketengan,
- Sampai kewajiban Puskesmas dan rumah sakit punya layanan berhenti merokok.
Tapi ya, jalannya belum mulus. Soalnya baru 3% Puskesmas yang bisa kasih layanan obat buat bantu berhenti ngerokok. Targetnya naik jadi 15% di tahun 2029. Masih panjang jalannya, tapi harus mulai dari sekarang.