RADARCIREBON.TV- Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah diatas 140/90.
Hipertensi bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Sehingga masyarakat dihimbau untuk lebih mewaspadai gejala hipertensi tersebut.
Jika hipertensi tidak ditangani dengan baik, maka kondisi ini dapat memicu berbagai komplikasi serius, seperti gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, hingga stroke.
Baca Juga:Bosen Pake Motor Matic? Ini Rekomendasi Motor Cruiser Dengan Harga TerjangkauAnda Berzodiak Gemini? Pas Banget, Ada Ramalan Karir, Keuangan dan Asmara Anda Tahun ini
Tekanan darah diukur dengan dua angka yang dipisahkan oleh garis miring, sering disebut “per”.
Angka pertama yang terletak di sisi kiri garis miring, menunjukkan tekanan sistolik yaitu tekanan pada pembuluh darah saat jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar.
Angka kedua yang terletak setelah garis miring, menunjukkan tekanan diastolik yaitu tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat dan menerima darah kembali ke dalam jantung.
Dalam keadaan normal tekanan darah orang dewasa biasanya berada di angka 120/80 mmHg dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg.
Jika tekanan darah terus-menerus berada diatas normal, maka jantung akan dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pembesaran jantung, kerusakan pada pembuluh darah, dan gangguan fungsi ginjal seiring waktu berjalan.
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai The Silent Killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam, karena seringkali tidak menunjukkan gejala hingga mencapai tahap yang serius.
Baca Juga:Gamers Wajib Tau, Ada Game Penghasil Saldo Dana 2025Bosen di Rumah dan Mau jalan-jalan? Berikut Adalah Rekomendasi Wisata Cirebon Yang Wajib Anda Kunjungi
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi sampai kondisinya memburuk atau menimbulkan komplikasi.
Ketika tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi atau dikenal sebagai krisis hipertensi (tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg). Berikut adalah gejala-gejala yang mungkin dirasakan.
- Sakit kepala yang intens.
- Mual dan muntah.
- Nyeri di dada.
- Gangguan irama jantung.
- Telinga berdenging.
- Urine bercampur darah.
- Gangguan penglihatan.
- Mimisan.
Penyebab hipertensi biasanya sangat beragam, namun dalam beberapa kasus tidak dapat ditentukan secara jelas.
berdasarkan asal usulnya, hipertensi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer dikenal sebagai hipertensi esensial yang merupakan jenis tekanan darah tinggi tanpa penyebab yang spesifik. Kondisi ini biasanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun dan merupakan jenis hipertensi yang paling umum terjadi.
Sebaliknya hipertensi sekunder akan muncul sebagai akibat dari kondisi medis lain atau penyakit tertentu. Jenis hipertensi ini sering berkembang secara tiba-tiba, bahkan dapat dialami oleh anak-anak dan biasanya terkait dengan gangguan kesehatan yang mendasarinya, seperti.
- Konsumsi alkohol secara berlebihan.
- Sleep upnea atau gangguan pernapasan saat tidur.
- Penggunaan obat tertentu, seperti pil kontrasepsi, dekongestan atau kortikosteroid.
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang (NAPZA).
- Kelainan struktur pembuluh darah.
- Penyakit jantung bawaan sejak lahir.
- Hipertiroidisme atau gangguan fungsi kelenjar tiroid.
- Gangguan pada ginjal.
Selain itu hipertensi juga dapat dipicu oleh faktor emosional, salah satunya adalah White Coat Hypertension, atau hipertensi jas putih yaitu kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi karena rasa takut atau cemas saat menjalani pemeriksaan medis.
Selain itu ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertensi yaitu.
- Usia diatas 65 tahun.
- Memiliki gaya hidup kurang aktif atau jarang melakukan aktivitas fisik.
- Kehamilan yang dapat memicu hipertensi gestasional.
- Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
- Kondisi kesehatan tertentu seperti obesitas, slip-upnea, diabetes atau gangguan ginjal.
- Pola makan tinggi garam yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
- Kebiasaan merokok.
- Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.