Jangan Keluar Rumah Malam 1 Suro! Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya

foto
Ilustrasi 1 Suro (Freepik)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Buat orang Jawa, malam 1 Suro itu bukan malam biasa. Bukan cuma penanda tahun baru di kalender Jawa, tapi juga momen yang penuh aura spiritual.

Banyak yang percaya, malam ini energinya beda—lebih sakral, lebih sunyi, dan ada “sesuatu” yang terasa di udara.

Nah, satu hal yang masih dipercaya sampai sekarang adalah larangan buat nggak keluar rumah pas malam 1 Suro. Lho kok? Emang kenapa sih?

Baca Juga:Suga BTS Bangun Pusat Terapi Autisme, Donasi Capai Rp 60 Miliar!Apple Digugat Investor Gara-Gara Janji yang Belum Terwujud!

Malam 1 Suro jadi penanda awal tahun baru Jawa, yang sering barengan juga sama 1 Muharram di kalender Islam.

Tahun ini, 1 Suro jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025, tapi karena budaya Jawa menghitung pergantian hari mulai dari matahari terbenam, maka suasananya udah kerasa sejak Kamis malam, abis Magrib.

Jadi, jangan heran kalau suasananya bakal terasa hening dan penuh makna di malam itu.

Katanya, Tirai Alam Gaib Jadi Lebih Tipis

Salah satu alasan kenapa malam ini dianggap “keramat” adalah karena dipercaya batas antara dunia nyata dan dunia gaib jadi lebih tipis. Bahasa kerennya: energi spiritual lagi naik-naiknya.

Makhluk halus atau energi tak kasat mata dipercaya lebih aktif dan mudah “nyentuh” kehidupan manusia.

Makanya, buat yang nggak siap secara batin atau mental, berada di luar rumah malam-malam bisa berisiko: mulai dari gangguan halus, sakit, sampai nasib sial.

Di malam 1 Suro, banyak orang juga menjalankan tapa bisu. Ini semacam laku spiritual: diam seharian tanpa bicara, nggak makan, nggak minum, dan pastinya nggak keluar rumah.

Baca Juga:Mau Punya Suzuki Jimny? Ini Simulasi dan Cara Biar Cicilannya Ringan BangetResmi Dibuka! Ini Info Lengkap Sekolah Kedinasan 2025: Formasi, Jadwal, dan Syarat

Bukan buat nyiksa diri, tapi buat merenung, introspeksi, dan “beresin” isi hati. Ibaratnya, kita diajak berhenti sejenak dari dunia luar dan ngobrol sama diri sendiri.

Di tempat-tempat tertentu, kayak di lingkungan keraton atau situs leluhur, tapa bisu ini bahkan dilakukan secara bersama-sama. Hening, tapi penuh kekuatan batin.

Rumah Itu Benteng Batin

Menurut kepercayaan Jawa, rumah bukan cuma tempat tinggal, tapi juga benteng spiritual. Jadi saat energi di luar lagi “nggak stabil” kayak pas malam 1 Suro, rumah jadi tempat paling aman buat menjaga diri—lahir dan batin.

Diam di rumah juga jadi bentuk penghormatan ke leluhur, menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib.

Larangan keluar rumah pas malam 1 Suro bukan berarti orang Jawa penakut atau ketinggalan zaman. Justru ini bukti mereka menjaga kearifan lokal yang udah diwariskan turun-temurun.

Hidup itu bukan cuma soal yang kelihatan. Ada hal-hal tak kasat mata yang juga penting dijaga. Malam 1 Suro jadi momen buat itu semua—diam, merenung, dan menyambut tahun baru Jawa dengan hati yang lebih bersih.

Bukan waktunya buat nongkrong, apalagi keluyuran tanpa arah. Ini waktu yang pas buat diam, duduk tenang, merenung, atau sekadar ngobrol sama hati sendiri.

Kalau kamu bertanya, “Kenapa sih harus di rumah pas malam 1 Suro?”, jawabannya: karena kadang, kita butuh berhenti sebentar dari hiruk pikuk dunia luar, dan kasih ruang buat batin bicara.

0 Komentar