RADARCIREBON.TV – Paris Saint-Germain datang ke final Piala Dunia Antarklub 2025 dengan status raja Eropa, tapi pulang dengan kepala tertunduk setelah dibekuk Chelsea 3-0. Di atas kertas PSG lebih mencolok. Di lapangan? Chelsea justru tampil seperti klub yang sudah hafal caranya menang di partai besar.
Berikut lima faktor yang bikin PSG benar-benar kehilangan arah di MetLife Stadium:
1. Chelsea Main Bola, PSG Masih Cari Sinyal
Enzo Maresca tahu caranya bikin PSG kewalahan. Chelsea menekan tinggi, cepat transisi, dan tak memberi ruang untuk gelandang PSG bernapas. Sementara itu, PSG malah tampak seperti sedang sibuk ngecek Google Maps – “di mana posisi saya sekarang?” Lini tengah mereka benar-benar hilang arah.
2. Cole Palmer Jadi Mimpi Buruk
Baca Juga:Ini Detik-detik Terjadinya 3 Gol Chelsea FC !! PSG Kebanyakan Pegang Bola Lupa Nyerang, Over Pede!!Gila!!! Diluar Prediksi BMKG!! Chelsea Pecundangi PSG, Hajar 3 Gol Di Babak Pertama, Cole Palmer Menggila!!!
Dua gol plus satu assist dari Palmer cukup untuk bikin PSG paham: ini bukan laga persahabatan. Bek-bek PSG terlalu santai mengawal pergerakan Palmer, seolah-olah dia cuma pemain cadangan. Sayangnya, Palmer datang bukan untuk main-main — dia bawa gol dan mimpi buruk.
3.PSG Pakai Bek Darurat, Hasilnya Ya Gitu
PSG kehilangan Pacho dan Hernandez, lalu memasang Lucas Beraldo. Hasilnya bisa ditebak: seperti masang kunci pintu dari kardus. Ditambah keputusan-keputusan aneh dari pemain macam Desire Doué, PSG seperti sedang bermain dengan cheat “auto-error”.
4. Mental Drop, Rambut Jadi Pelampiasan
João Neves mungkin lupa ini final, bukan reality show. Menarik rambut Marc Cucurella adalah puncak frustrasi PSG. Saat tim lain cari gol, PSG malah cari keributan. Alih-alih bangkit setelah jeda, mereka justru kehilangan fokus dan kartu merah pun jadi penutup sempurna.
5. PSG Kalah Sebelum Peluit Panjang
Chelsea memang tampil solid, tapi PSG juga terlihat tidak siap. Minim rotasi, cadangan yang tidak sepadan, dan mental yang goyah saat tertinggal membuat mereka jadi bulan-bulanan. Saat Chelsea mencetak gol, PSG malah saling pandang, berharap keajaiban — yang jelas tidak datang malam itu.
Chelsea tampil dengan rencana. PSG tampil dengan harapan.
Yang satu kerja keras, yang satu kebanyakan gaya. Skor 3-0 bukan cuma soal angka, tapi juga gambaran siapa yang benar-benar siap jadi juara. Dan jelas, malam itu, PSG bukan salah satunya. Chelsea pulang dengan Senyuman, PSG pulang dengan ratapan.