5 Fakta Kasus Kematian Siswa Siswa SMAN 6 Garut Yang Dibully

kepala sekolah sman 6 garus dinontaktifkan/foto:sma6garut.sch.id
kepala sekolah sman 6 garus dinontaktifkan/foto:sma6garut.sch.id
0 Komentar

RADARCIREBON.TV Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala Sekolah SMAN 6 Garut buntut kasus tragis meninggalnya seorang siswa kelas 10 yang diduga melakukan bunuh diri karena tidak naik kelas.

Keputusan ini diambil usai pertemuan antara pihak sekolah dan keluarga korban pada Kamis (17/7/2025).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh kepala sekolah, wali kelas, guru bimbingan konseling (BK), guru kimia, guru fisika, serta perwakilan keluarga korban.

Baca Juga:Dedi Mulyadi Tegas Menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut Diduga Bunuh Diri Karena Tidak Naik KelasKDM Soroti Kasus RSUD Linggarjati – Video

“Antara pihak sekolah dan keluarga sama-sama merasa benar. Karena itu, kita tidak bisa langsung melakukan rekonsiliasi. Maka saya memutuskan untuk menempuh jalur investigasi,” kata Dedi Mulyadi.

Rupanya ada 5 fakta dari kasus tersebut, apa saja?

1.Bantah Bully

Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi, membantah adanya tindakan bullying.

Menurutnya, istilah bullying baru mencuat setelah siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas akibat nilai tujuh mata pelajaran yang tidak tuntas.

Ia menambahkan bahwa pihak sekolah telah memanggil orang tua sebelum rapat pleno kenaikan kelas dilakukan.

2. Ditemui Dedy Mulyadi

Pada Kamis (17/7/2025), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menemui orangtua korban di rumah duka.

Pertemuan ini dilakukan sehari setelah pernikahan putra sulungnya, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, Rabu (16/7/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, membagikan momen tersebut melalui akun Instagram @dedimulyadi71.

Ia mengaku telah bertemu dengan kedua orangtua siswa tersebut.

Baca Juga:BMKG Tegaskan: Fenomena Aphelion Bukan Penyebab Utama Cuaca Dingin di IndonesiaHasil Dewa United vs Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025

“Ini saya telah bertemu dengan orangtua (nama siswa yang diungkapkan ibu korban) yang meninggal karena keputusasaan dan berdasarkan apa yang disampaikan di media sosial yang ibu sampaikan, silakan sebentar saja bu menyampaikan,” ujar Dedi Mulyadi kepada orangtua korban.

Orangtua korban, yang sejak anaknya meninggal enggan berkomentar, sempat terdiam dan menengok ke suaminya.

Ibu korban kemudian menjelaskan, tidak naik kelas menjadi salah satu penyebab anaknya mengambil langkah tersebut.

“Dan dinyatakan tidak naik itu juga termasuk salah satunya,” ungkap sang ibu.

“Dan kemudian juga keputusasaannya dinyatakan tidak naik di sekolah kan gitu,” tambah Dedi yang langsung dibenarkan sang ibu dengan anggukan kepala.

Dedi menegaskan pentingnya mediasi untuk menemukan solusi.

“Untuk memediasi, agar masalahnya ditemukan, untuk itu semua pihak untuk tenang, insyaAllah gubernur Jawa Barat akan mengatasi masalah ini sampai tuntas, haturnuhun,” tutup KDM.

3. Kepala Sekolah Dipanggil

Setelah pertemuan dengan orangtua siswa, Dedi memanggil kepala SMAN 6 Garut dan sejumlah guru terkait ke kantor Bakorwil Garut.

Pertemuan berlangsung tertutup.

Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi mengakui, telah bertemu dengan gubernur.

“Hasilnya nanti disampaikan pak gubernur, semua nanti disampaikan pak gubernur,” sambil bergegas menuju mobil.

4. Akan Gelar Pertemuan

Gubernur Dedi juga mengatakan bahwa Pemprov Jawa Barat akan segera memediasi pertemuan antara pihak keluarga dengan SMA Negeri 6 Garut, termasuk wali kelas dan guru-guru yang bersangkutan.

Dua guru yang disebut akan dilibatkan dalam proses klarifikasi dan mediasi adalah guru Bahasa Indonesia dan guru Fisika, mata pelajaran yang disebut berpengaruh pada penurunan nilai PNT.

“Kami akan mempertemukan orangtua almarhum dengan pihak sekolah, termasuk wali kelas dan guru mata pelajaran. Tujuannya agar akar permasalahan bisa ditemukan dan diselesaikan secara menyeluruh. Semua pihak saya minta tetap tenang, karena kami akan menangani ini hingga tuntas,” tegas Dedi.

Dedi Mulyadi juga menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam dunia pendidikan, terutama dalam memperlakukan siswa yang tengah menghadapi kesulitan belajar.

Ia berharap tragedi ini menjadi evaluasi bersama bagi seluruh pihak agar peran guru, sekolah, dan lingkungan bisa lebih peka terhadap kondisi psikologis siswa.

5. Keluarga Diberi Pendampingan

Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan juga akan memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban serta melakukan evaluasi terhadap sistem penilaian dan komunikasi sekolah di seluruh Jawa Barat.

“Insya Allah Gubernur Jawa Barat akan menangani masalah ini sampai tuntas,” pungkasnya.

0 Komentar