RADARCIREBON.TV — Malam ini, langit Senayan seolah menyimpan sebuah janji pertempuran. Stadion Gelora Bung Karno akan menjadi saksi bisu dari sebuah laga yang lebih dari sekadar sepak bola. Indonesia U-23 dan Malaysia U-23 akan saling berhadapan dalam duel terakhir Grup A Piala AFF U-23 2025, Senin (21/7) malam.
Bagi sebagian, ini adalah laga penentuan. Bagi yang lain, ini adalah soal harga diri. Tapi bagi mereka yang mengingat luka dua tahun lalu, ini adalah waktu pembalasan. Di sisi seberang, berdiri nama yang kembali menghantui: Fergus Tierney.
Tierney bukan sekadar pemain. Ia adalah kenangan pahit yang belum sempat ditebus. Pada Piala AFF U-23 2023, ia jadi mimpi buruk bagi Garuda Muda, mencetak satu gol dan membawa Malaysia menang 2-1. Dua tahun berselang, ia kembali — lebih matang, lebih tajam, dan lebih lapar.
Baca Juga:Sudah Kick Off, Ini Susunan Pemain Fix Laga Indonesia U-23 Vs Malaysia U-23, Indonesia Menekan Sejak AwalInfo Link & Cara Nonton Live Streaming Indonesia vs Malaysia AFF U-23
Lahir di Glasgow, Skotlandia, pada 19 Maret 2003, Fergus tumbuh di Penang, Malaysia, tempat yang menjadikannya bukan hanya seorang pemain, tetapi juga bagian dari kisah sepak bola Negeri Jiran. Ia adalah anak dari Martin Tierney, mantan pemain PDRM dan Penang, warisan yang kini ia teruskan dengan kepala tegak dan kaki yang menari di atas rumput hijau.
Kini, Fergus mengenakan baju Harimau Malaya dengan kebanggaan yang tak tergoyahkan. Dengan tinggi 184 cm dan teknik yang menawan, ia adalah tipikal penyerang modern — bisa jadi target man, bisa pula menyelinap sebagai bayangan di belakang garis terakhir lawan.
Musim ini, ia berseragam Sabah FC, dipinjam dari Johor Darul Ta’zim, klub papan atas Malaysia. Bersama Sabah, ia bukan lagi cadangan berbakat, melainkan sosok utama yang jadi harapan. Sebelumnya, ia pernah mencicipi atmosfer liga Thailand bersama Chonburi dan Nakhon Pathom United — bukti dirinya tak takut melangkah jauh demi belajar.
Di level internasional, catatannya cukup menggetarkan: 14 caps dan 5 gol untuk tim U-23, serta enam kali tampil bersama tim senior. Fergus bukan sekadar nama, ia adalah simbol regenerasi yang tengah tumbuh dan mengakar dalam tubuh Malaysia.
Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong, tentu sudah menandai namanya dengan tinta merah. Tapi Fergus bukan hanya soal statistik. Ia adalah api dalam diam, ancaman dalam bayangan.
Dan malam ini, ketika lampu-lampu GBK menyala dan ribuan suara membahana, Fergus Tierney akan kembali menapakkan kakinya di tanah yang pernah ia tinggalkan dengan senyum kemenangan. Apakah sejarah akan terulang? Atau Garuda Muda mampu mematahkan kutukan?
Jawabannya akan bergema saat peluit ditiup. Tapi satu hal pasti: Fergus Tierney bukan sekadar lawan — ia adalah ujian bagi pertahanan dan mental Timnas Indonesia U-23.