RADARCIREBON — Gempa bumi bermagnitudo 8,7 yang mengguncang pesisir timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu pagi, memicu peringatan tsunami yang menjangkau hingga wilayah perairan Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini untuk 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada.
Sejumlah wilayah di Indonesia berstatus waspada, dengan perkiraan tinggi gelombang tsunami kurang dari 0,5 meter. Meski tidak tergolong mengancam secara ekstrem, BMKG menegaskan bahwa gelombang sekecil apa pun tetap berpotensi membahayakan masyarakat pesisir jika tidak disikapi dengan siaga.
Baca Juga:Tsunami 4 Meter Terjang Rusia Usai Gempa M 8,7, Warga Diminta Menjauh dari PantaiGempa Dahsyat M 8,7 Guncang Kamchatka Rusia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan Hingga Amerika Serikat
Guncangan terjadi pada pagi hari waktu setempat dan langsung terdeteksi oleh sejumlah lembaga pemantau gempa global. BMKG kemudian melakukan analisis lanjutan dan menyimpulkan bahwa gempa tersebut memiliki potensi memicu tsunami dengan ketinggian kurang dari 0,5 meter di beberapa wilayah timur Indonesia. Meski tergolong kecil, potensi bahaya tetap ada, terutama di daerah pesisir dan wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap gelombang laut.
“Gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status waspada,” ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan tertulis yang dirilis BMKG, Rabu siang.
Adapun kesepuluh wilayah yang diprediksi mengalami dampak tsunami dengan estimasi waktu kedatangan (ETA) sebagai berikut:
1. Talaud – ETA: 14:52:24 WITA
2. Kota Gorontalo – ETA: 16:39:54 WITA
3. Halmahera Utara – ETA: 16:04:24 WIT
4. Manokwari – ETA: 16:08:54 WIT
5. Raja Ampat – ETA: 16:18:54 WIT
6. Biak Numfor – ETA: 16:21:54 WIT
7. Supiori – ETA: 16:21:54 WIT
8. Sorong bagian Utara – ETA: 16:24:54 WIT
9. Jayapura – ETA: 16:30:24 WIT
10. Sarmi – ETA: 16:30:24 WIT
BMKG menegaskan bahwa status waspada berarti masyarakat di daerah tersebut diimbau untuk menjauh dari pantai dan mewaspadai kemungkinan naiknya muka air laut. Tidak perlu panik, namun kesiapsiagaan adalah kunci.
“Walaupun potensi ketinggian gelombang masih dalam ambang aman, pengalaman menunjukkan bahwa tsunami bisa menjadi tak terduga, terutama di wilayah pesisir sempit atau teluk. Maka, lebih baik berjaga-jaga,” ujar Daryono.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai perubahan signifikan tinggi muka air laut di wilayah yang disebutkan. Namun, BMKG menegaskan bahwa peringatan ini akan terus diperbarui sesuai perkembangan data dan pemantauan lapangan.