RADARCIREBON.TV – Perjalanan Kereta Api Argo Bromo Anggrek relasi Surabaya Pasar Turi–Gambir mengalami gangguan serius usai anjlok di wilayah Stasiun Pegadenbaru, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 15.47 WIB.
Insiden yang terjadi di lintas utara Jakarta–Cirebon ini berdampak besar terhadap kelancaran operasional kereta api, karena mengakibatkan kedua jalur—baik hulu maupun hilir—tidak dapat dilalui untuk sementara waktu. Peristiwa ini langsung memicu penanganan darurat oleh pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan yang terdampak. Ia menegaskan bahwa KAI sangat menyesalkan kejadian tersebut dan segera mengambil langkah-langkah penanganan untuk memastikan keselamatan serta kenyamanan penumpang.
Baca Juga:Lonjakan Penumpang Kereta Api di Cirebon: Liburan Sekolah dan Promo Tiket Jadi Magnet PerjalananWaktunya Liburan! KAI Adakan Diskon Tiket Kereta 30%, Cek Syarat dan Ketentuannya
“Pertama-tama, kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat anjloknya KA Argo Bromo Anggrek. Kami tengah fokus melakukan proses evakuasi terhadap penumpang yang ada di dalam rangkaian,” kata Muhibbuddin dalam keterangan tertulis.
Sebagai bentuk tanggung jawab, KAI telah mengerahkan armada bus untuk mengangkut para penumpang menuju tujuan akhir mereka, baik ke Jakarta maupun daerah tujuan antara. Penumpang yang terlantar di lokasi juga diberi prioritas pelayanan dan bantuan logistik.
Dalam insiden tersebut, tidak dilaporkan adanya korban jiwa maupun luka serius, namun sejumlah penumpang mengaku terkejut dan panik saat kereta tiba-tiba berhenti mendadak dengan guncangan yang cukup kuat. Proses evakuasi dilakukan secara tertib oleh petugas dengan panduan keamanan standar.
“Kami berupaya semaksimal mungkin agar seluruh penumpang bisa melanjutkan perjalanan dengan aman dan nyaman. Untuk rangkaian KA dan jalur yang terdampak, tim kami sedang bekerja keras untuk mengevakuasi dan memperbaiki rel,” tambah Muhibbuddin.
Selain itu, KAI juga melakukan rekayasa operasional guna mengurangi gangguan terhadap perjalanan kereta api lain yang melintas di jalur tersebut. Beberapa kereta dialihkan melalui rute memutar, dan sebagian lainnya diberlakukan sistem oper stapen, yakni penggantian moda transportasi secara sementara untuk segmen tertentu.