Ketika performanya menurun, Barcelona memutuskan mencopot nomor 7 dari Coutinho dan memberikannya kepada Antoine Griezmann, yang baru datang dengan harga tinggi.
Padahal, Coutinho sebelumnya sempat jadi andalan. Ia pun dipinjamkan ke klub lain dan tak pernah benar-benar kembali ke form terbaiknya di Barca.
7. James Rodriguez (Real Madrid) – Nomor punggung 10
Di awal kedatangannya, James mendapat nomor 10 dan menjadi pemain favorit fans.
Baca Juga:Rahasia di Balik Hujan Sponsor Persib. Dua Faktor Utama yang Menjadikan Maung Bandung Magnet KorporasiUpdate Nomor Punggung Pemain MU 2025/26: Mbeumo Pakai Nomor 19, Dalot Ambil Alih Nomor 2
Namun seiring merosotnya performa dan datangnya pemain bintang lain seperti Isco dan Asensio, statusnya kian merosot.
Ia akhirnya kehilangan nomor tersebut saat pindah ke Bayern Munich dan tak pernah kembali mengenakannya di Madrid.
Kejadian ini bukan sekadar anomali. Di era sepak bola modern, branding klub dan pemain begitu kuat.
Nomor punggung jadi elemen penting untuk merchandise, pemasaran, dan identitas taktik.
Maka, jika performa menurun atau pemain baru lebih menjanjikan, nomor pun bisa “dialihkan” kapan saja.
Implikasi Bagi Pemain, Klub dan Fans
1. Bagi pemain
Kehilangan nomor bisa mempengaruhi mental, status sosial di ruang ganti, bahkan peluang tampil reguler.
2.Bagi klub
Ini adalah bentuk kontrol penuh atas aset, namun juga berisiko merusak hubungan dengan pemain.
3. Bagi fans
Baca Juga:Debut Spektakuler BRI Super League. Mengapa Persebaya vs PSIM Jadi Laga Pembuka yang Penuh MaknaLangsung Menggila! Kevin Diks Cetak Gol di Debut, Ini Kata Pelatih!
Bisa jadi perdebatan etis—apakah klub terlalu dingin dan tak menghargai jasa pemain?
Kasus Mudryk, Joao Felix, hingga Coutinho membuktikan bahwa status dan simbol tak ada yang abadi di sepak bola.
Nomor punggung bukan jaminan posisi aman. Dalam dunia sepak bola modern yang keras dan penuh kompetisi, bahkan nomor ikonik pun bisa berpindah tangan hanya karena hasil buruk, kebijakan manajerial, atau kedatangan bintang baru.
Sepak bola hari ini bukan hanya soal kemampuan—tapi juga soal tempat dalam narasi besar klub.