Pertanyaannya tentu satu: apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini soal kualitas? Kesiapan? Atau memang hanya hari yang salah untuk tampil di turnamen yang penting?
Pelatih Joko Susilo sebelumnya mengakui bahwa skuad kali ini tidak diperkuat beberapa pemain utama karena turnamen ini digelar di luar kalender FIFA. Tapi tetap saja, penampilan tanpa perlawanan seperti ini jelas menyakitkan.
Para pemain pun seperti tenggelam dalam tekanan dan tidak mampu memberi perubahan signifikan. Strategi tak jalan, pressing tak ada, dan seolah Thailand diberi karpet merah menuju kotak penalti.
Baca Juga:Sedang Berlangsung! Timnas Putri Indonesia Vs Thailand! Tayang di GTVSiap-siap Meledak! Punya Darah Indonesia Dari Bandung, Mauro Zijlstra Siap Jadi Mesin Gol Baru Timnas!
Laga ini seharusnya menjadi ajang unjuk gigi, tapi malah berubah jadi sesi pelajaran brutal tentang bagaimana seharusnya tim bermain di level regional. Thailand datang sebagai raksasa, Indonesia datang seperti sedang tersesat di kompetisi yang salah.
Garuda Pertiwi masih punya sisa babak kedua, mungkin bisa mengurangi rasa malu atau paling tidak, menyentuh bola sedikit lebih sering. Tapi satu hal pasti, untuk saat ini, kita hanya bisa menghela napas dan berharap: semoga ini hanya awal yang buruk, bukan pertanda bencana turnamen.
Satu pesan penting: pertandingan belum usai, tapi rasa malu sudah lebih dulu pulang.