RADARCIREBON.TV – Pernyataan dari YouTuber finansial Timothy Ronald yang menyebut kegiatan gym sebagai “aktivitas paling bodoh” mendapatkan banyak kritik. Banyak netizen beranggapan bahwa ucapannya tidak hanya merendahkan, tetapi juga menyesatkan dan menunjukkan pandangan yang sempit. Cuplikan video dari pernyataannya yang kontroversial kini viral di berbagai platform media sosial, memicu debat hangat tentang bias intelektual dan stigma terhadap olahraga.
“Menurut gua orang yang suka nge-gym yang sampai jadi banget badannya itu nggak mungkin sepintar itu karena itu aktivitas paling goblok yang pernah gua temuin, paling goblok,” beber Timothy dengan nada percaya diri dalam video itu.
Dia tidak berhenti di situ, melanjutkan dengan menyatakan bahwa orang-orang yang pintar pastinya tidak memiliki ketertarikan pada latihan otot karena dianggap tidak melibatkan pemikiran.
Baca Juga:Diserbu Netizen Usai Viral Karena "Lecehkan" Aktivitas Gym, Intip Biodata Timothy Ronald Disini!Sewa Lapangan Padel Resmi Kena Pajak 10% – Termasuk Futsal, Gym, Sampai Kolam Renang
“Bukan secara kesehatan ya secara mental. Orang pintar itu nggak suka pasti. Lu kayak ngebentot doang kan, lu cuma maksa. Itu otaknya kosong, lari tuh masih ada otaknya. Dan itu temen gua yang nge-gym bilang dia paling kesulitan punya klien yang orang pintar karena bosan mereka, dia harus short time period-nya. Karena sulit banget untuk orang pintar itu nge-gym,” tuturnya.
Pernyataan ini jelas menciptakan batasan jelas antara intelektualitas dan fisik, seolah-olah seseorang harus memilih antara menjadi pintar atau sehat secara fisik. Pandangan ini tidak hanya dangkal tetapi juga mencerminkan apa yang oleh para ahli disebut sebagai distorsi kognitif.
Menurut psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, ucapan Timothy menunjukkan pola pikir yang keliru dan tidak objektif. “Pernyataan ini mencerminkan beberapa bentuk distorsi kognitif,” ungkapnya ketika ditemui pada Jumat pada tanggal 1 Agustus 2025.
Dr. Lahargo mengungkapkan bahwa jenis distorsi pertama yang kemungkinan terjadi adalah pelabelan, memberikan label umum kepada seseorang hanya berdasarkan satu aspek dari diri mereka. Dalam hal ini, menyimpulkan bahwa semua orang yang menyukai gym adalah bodoh. “Contohnya, hanya karena seseorang suka gym dan jaga tubuhnya, berarti dia bodoh. Padahal kecerdasan seseorang tidak bisa diukur hanya dari aktivitas fisik yang dia pilih,” tutur dr Lahargo.