RADARCIREBON.TV – Minggu malam, 17 Agustus, Old Trafford tak lagi sekadar “Theatre of Dreams”. Malam ini, stadion legendaris itu akan berubah menjadi panggung duel berdarah, laga hidup-mati antara Manchester United dan Arsenal di pekan perdana Liga Primer Inggris. Bukan sekadar laga pembuka, ini adalah adu harga diri, perebutan supremasi, dan siapa yang akan memegang kendali sejak awal musim.
Manchester United datang dengan senjata baru dan tidak main-main. Tiga rekrutan yang langsung dijuluki “Trio BBM” Bryan Mbuemo, Benjamin Šeško, dan Matheus Cunha, akan memimpin serangan. BBM ini bukan untuk mengisi tangki, tapi untuk membakar habis pertahanan Arsenal. Mereka siap menyalakan api di jantung lini belakang lawan, memaksa William Saliba, Gabriel Magalhães, Jurrien Timber, dan Myles Lewis-Skelly berjibaku hingga keringat bercampur rasa takut.
Di kubu lawan, Arsenal tidak datang untuk jadi korban. Mereka punya mesin gol baru yang sudah panas sejak pramusim: Viktor Gyökeres. Pemain asal Swedia yang direbut dari Porto ini sudah mencetak gol di laga ketiganya untuk The Gunners. Malam ini, ia akan menjadi tombak utama yang ditopang oleh trio kreator maut, Bukayo Saka di sayap kanan, Martin Ødegaard sebagai otak serangan, dan Gabriel Martinelli di kiri. Di belakang mereka, dua gelandang pekerja keras, Martín Zubimendi dan Declan Rice, akan menjadi tembok sekaligus saluran suplai bola.
Baca Juga:Manchester United Melirik Eks Pemain Kunci Sporting: Pilihan Cerdas Dalam Mengakali Anggaran TransferManchester United Pasang Harga Tinggi, Chelsea Sulit Dapatkan Alejandro Garnacho
Tapi United punya jawabannya. Bruno Fernandes, sang kapten yang kini menginjak usia 30 tahun, tetap menjadi jenderal lini tengah. Ia tidak hanya mengatur ritme, tapi juga mengasuh para gelandang muda: Patrick Dorgu, Manuel Ugarte, dan Amad Diallo. Di barisan belakang, Erik ten Hag memercayakan tembok terakhirnya pada Matthijs de Ligt, Leny Yoro, dan Luke Shaw. Sementara Altay Bayındır berdiri di bawah mistar, siap menghadang peluru-peluru Arsenal.
Rekor pertemuan? Tidak memihak United. Dari 10 duel terakhir, Arsenal memegang lima kemenangan, dua hasil seri, dan hanya dua kali kalah. Statistik ini seperti bayangan gelap yang menempel di pundak Setan Merah. Tapi seperti yang sering terjadi di laga besar, angka-angka bisa hancur berkeping-keping ketika peluit pertama berbunyi.