RADARCIREBON.TV – Pertandingan BRI Liga 1 tayang hari ini. Yang paling seru diantaranya pertandingan antara Arema FC dan Bhayangkara Indonesia diwarnai dengan aroma persaingan yang tak kalah panas dari obrolan warung kopi soal siapa yang lebih jago, tim yang identik dengan polisi atau singa edan.
Arema datang dengan label klub papan atas, penuh sejarah, dan deretan pemain yang di atas kertas bisa membuat lawan minder sejak pemanasan. Tapi sepak bola bukan soal sejarah di buku, melainkan siapa yang berani menendang lebih keras, berlari lebih cepat, dan tentu saja siapa yang punya mental untuk membuat lawan terlihat konyol di depan tribun.
Bhayangkara, klub yang sering dicap “cuma tim milik institusi” tanpa basis suporter besar, sepertinya sudah bosan jadi bahan olok-olok. Kick off dimulai, dan alih-alih mundur, Bhayangkara justru maju seperti barisan polisi anti-huru-hara yang tak kenal kompromi. Arema yang seharusnya mengaum di kandang sendiri malah tampak seperti melamun dan kebingungan.
Baca Juga:Jadwal Liga Inggris 23 – 24 Agustus 2025! Ada Chelsea, Manchester United, Arsenal Hingga City!LIVE: PSIM vs Arema FC 0-1, Dalberto Cetak Gol Pembuka
Menit ke-12, penonton dikejutkan oleh torehan gol Fareed Sadat, pemain berpaspor Afghanistan yang seakan berkata: “Sejarahmu bagus, Arema, tapi sayang hari ini bukan tentang sejarah.” Satu tusukan tajam, satu eksekusi dingin, dan jala Arema robek. Skor 0-1 untuk Bhayangkara, dan stadion yang sempat riuh mendadak seperti kehilangan suara.
Pertandingan memasuki menit ke-25, kedua tim saling balas serangan. Arema mencoba bangkit, namun setiap kali mereka mengatur ritme, Bhayangkara selalu punya cara untuk merusaknya. Duel lini tengah lebih mirip adu banteng daripada sepak bola. Setiap sentuhan bola adalah undangan untuk bertabrakan, setiap duel udara adalah kesempatan untuk membuktikan siapa yang lebih keras kepala.
Arema sebagai tuan rumah tentu tak terima begitu saja. Namun faktanya, mereka malah tampak lebih sering melakukan kesalahan sendiri.
Akhirnya, Arema pun bangkit, dimenit 39 Dalberto berhasil mencetak gol. Hingg turun minum atau babak pertama, skor imbang 1-1.
.Di laga lain, Semen Padang menghadapi PSM Makassar. Berbeda dengan duel Arema kontra Bhayangkara yang penuh intrik dan sengatan, pertandingan ini berjalan hati-hati, seakan kedua tim lebih takut kalah daripada berani menang. Skor kacamata 0-0 di 24 menit awal, dengan pola permainan aman—atau dalam bahasa sarkas, “lebih cocok disebut simulasi bertahan hidup daripada sepak bola menyerang.”