RADARCIREBON.TV – Persita Tangerang tampaknya kebingungan di Liga 1 musim ini. Dari dua pertandingan awal, mereka sukses menjaga konsistensi: dua kali main, dua kali kalah. Nol poin, nol kemenangan, bahkan nol hasil imbang. Sebuah prestasi yang tentu saja tidak semua tim bisa tiru.
Padahal, segala cara sudah ditempuh manajemen. Persita datang ke Liga 1 sebagai debutan dengan gebrakan besar. Bayangkan saja, tujuh legiun asing langsung dipasang. Ditambah striker Timnas Indonesia, Hokky Caraka, yang diberi label “Super Hokki” oleh fans. Namun, alih-alih menjadi mesin gol, Hokki justru lebih sering jadi penonton di lapangan, berlari ke sana-sini tanpa hasil nyata.
Laga terbaru melawan Madura United, Minggu (24/8/2025), jadi saksi bagaimana klub berjuluk Pendekar Cisadane itu kembali keok dibabak pertama. Bukannya belajar dari dua kekalahan sebelumnya, Persita justru membuka peluang bagi Monteiro, bek asing Madura, untuk mencatatkan namanya di papan skor. Skor 1-0 dan Persita harus menelan pil pahit lagi.
Baca Juga:Eksel Runtukahu Starter, Hokki Caraka Cadangan! Persija Wajib Cetak Tiga Gol Untuk ke Puncak Klasemen!Persita Juru Kunci, Persebaya Ke Papan Tengah! Arema Berpotensi di Kudeta Persib dan Persija!
Ironisnya, ini bukan cerita baru. Di pekan pertama, Persija Jakarta sudah mempermalukan Persita dengan skor 4-0. Bukan sekadar kalah, tetapi benar-benar digunduli tanpa ampun. Lanjut ke pekan kedua, giliran Persebaya Surabaya yang mencuri tiga poin di kandang Persita lewat kemenangan tipis 0-1. Kini, melawan Madura United, bukannya bangkit, mereka malah kembali jadi korban.
Dua laga, dua kekalahan, dan satu kesamaan: lini depan macet total. Sejauh ini, striker Persita, baik asing maupun lokal, gagal mencetak satu gol pun. Bayangkan, tim dengan tujuh pemain impor dan satu striker Timnas, justru puasa gol di liga domestik. Entah strategi yang salah, atau memang kualitas pemain asingnya hanya unggul di paspor.
Hokky Caraka, yang digadang-gadang jadi tumpuan, juga mulai menuai sorotan. Dipasang sejak menit awal, dia seolah tak mampu membuktikan diri. Alih-alih jadi solusi, kehadirannya justru memperkuat tanda tanya: apakah lini depan Persita benar-benar bertaji, atau hanya sekadar nama besar di atas kertas?
Kondisi ini jelas menempatkan Persita di posisi paling nelangsa di papan klasemen. Tiga laga, nol poin, dan tentu saja dasar klasemen menjadi tempat paling nyaman bagi mereka saat ini. Pertanyaan besarnya: sampai kapan Persita bisa bertahan dengan “prestasi” seperti ini?