Pelajaran di San Siro, Allegri Butuh Waktu, Milan Tergusur Cremonese dalam Laga Pembuka Serie A

Sepakbola Dunia
Cremonese, menambah tekanan pada era kebangkitan di bawah pelatih baru Massimiliano Allegri. Foto: Ig mr.allegriofficial/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Malam itu, atmosfer Stadion Giuseppe Meazza berubah menjadi zona desperasi bagi pendukung AC Milan.

Dalam laga perdana Serie A 2025/2026, Si Merah Hitam takluk mengejutkan 1-2 di tangan tim promosi, Cremonese, menambah tekanan pada era kebangkitan di bawah pelatih baru Massimiliano Allegri.

Kekalahan tersebut menjadi pukulan telak, bukan hanya dari segi hasil, tetapi juga simbol bahwa perjalanan membangun kembali identitas Milan tidak akan berjalan mulus.

Baca Juga:Kalah Dari Cremonese, Allegri Murka: Milan Kebobolan Seperti Klub Amatir!Pujian Mengalir untuk Emil Audero Setelah Cremonese Bungkam AC Milan

Legenda klub menyoroti bahwa sekadar mendatangkan pemain anyar tak cukup untuk memulihkan kejayaan Rossoneri. Di pertandingan tersebut, AC Milan memang mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, namun karakter tim—yang teruji di momen krusial—justru dipertanyakan.

Ia menekankan bahwa dibutuhkan waktu bagi Allegri untuk menyatukan pemain dengan filosofinya, membangun identitas permainan, serta menerima dukungan penuh dari klub demi stabilitas jangka panjang.

Kritik ini semakin relevan mengingat Milan sempat mengalami musim mengecewakan sebelumnya dengan finis di luar zona kompetisi Eropa.

Pelajaran di San Siro

Pertandingan itu dimulai dengan kekeliruan lini pertahanan Milan, Cremonese unggul cepat lewat sundulan Federico Baschirotto setelah Milan gagal membersihkan bola dari situasi bola mati.

Gol tersebut seperti menggambarkan persoalan lama Rossoneri—kurang fokus dalam duel bola mati dan rapuh saat menghadapi tekanan awal lawan.

Milan sempat bangkit menjelang turun minum melalui gol Strahinja Pavlovic dari umpan Estupinan. Harapan seolah kembali hidup, dan publik tuan rumah bersorak dengan keyakinan bahwa timnya akan mampu membalikkan keadaan.

Namun, momentum itu pupus usai jeda ketika Federico Bonazzoli menyarangkan gol spektakuler penuh teknik—melalui tendangan overhead—yang membalikkan skor menjadi 2-1 untuk Cremonese.

Baca Juga:Borneo FC Gemilang di Awal Super League! Puncaki Klasemen dengan Ketangguhan, Bukan Sekadar Jadwal LunakAkhir Era Kejayaan Manchester City, Aura Sang Juara Kini Memudar

Skor itu mencerminkan betapa tipis margin antara dominasi dan efektivitas, sebuah realita keras di sepak bola modern. Dominasi Milan dalam penguasaan bola tidak otomatis berbuah kemenangan jika disertai kelemahan mendasar di lini belakang.

Pelatih Allegri sendiri mengakui bahwa timnya terlalu mudah kebobolan gol “lunak”—suatu kelemahan mendasar yang harus segera dibenahi. Statistik xG mencerminkan situasi ini. Milan mencatat 1,66 xG dari 24 tembakan, namun hanya enam yang tepat sasaran, sementara Cremonese mencetak dua gol dari peluang yang jauh lebih sedikit. Angka itu menggambarkan ironi: banyak peluang tercipta, tapi minim efektivitas.

0 Komentar