Fokus Taktikal dan Mentalitas
Taktikal pun menjadi sorotan. Milan yang di bawah instruksi Allegri dibangun kembali sebagai tim yang terstruktur, justru gagal memaksimalkan peluang dan konsentrasi di lini belakang.
Lawannya, yang dipimpin pelatih anyar Davide Nicola, malah menunjukkan kesiapan luar biasa—mengorganisir pertahanan dengan rapi dan memanfaatkan setiap peluang semaksimal mungkin.
Lebih dari sekadar hasil, pertandingan ini memperlihatkan jurang kontras antara Milan yang masih mencari identitas dengan Cremonese yang tampil tanpa beban. Bagi tim promosi, kemenangan ini adalah pernyataan bahwa mereka layak bersaing di kasta tertinggi. Sementara bagi Milan, ini adalah peringatan dini bahwa jalan menuju kebangkitan penuh tantangan.
Baca Juga:Kalah Dari Cremonese, Allegri Murka: Milan Kebobolan Seperti Klub Amatir!Pujian Mengalir untuk Emil Audero Setelah Cremonese Bungkam AC Milan
Momen itu sekaligus menjadi pembuka karier baru Allegri di musim kedua masa jabatannya pasca comeback. Musim lalu, Milan tergelincir hingga posisi kedelapan dan absen dari kompetisi antarklub Eropa.
Kembalinya Allegri disambut harapan untuk membawa Milan ke Liga Champions kembali. Namun, hasil realita pekan pertama menunjukkan bahwa perjalanan menuju pemulihan masih panjang dan penuh tekanan.
Meski langkah awal ini tampak buruk, para pengamat melihat inti dari karakter dan mental tim bisa terbangun dari situasi sulit. Kekalahan dari Cremonese dapat menjadi bahan evaluasi berharga, terutama untuk membentuk kedisiplinan pertahanan serta ketajaman serangan.
Pelatih dan manajemen pun dipandang perlu memberikan ruang bagi Allegri untuk menanam filosofi, membentuk kebersamaan, dan memperkuat mentalitas juara dalam atmosfer penuh tuntutan.
Bagi Milan, jalan panjang menuju stabilitas baru saja dimulai, dan laga kontra Cremonese bisa menjadi titik balik yang menyakitkan namun penuh pelaran.