RADARCIREBON.TV – Drama kursi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon sepertinya akan segera sampai pada babak baru. Desas-desus rotasi mutasi eselon II kian santer terdengar, bahkan sudah disebut akan digelar besok, Rabu (27/8), di Pendopo Bupati pada sore hari.
Seperti biasa, rotasi-mutasi di birokrasi selalu menjadi tontonan menarik. Bukan hanya karena siapa yang naik dan siapa yang tersingkir, tapi juga karena publik bisa melihat siapa yang sebenarnya lebih kuat: meritokrasi atau ada unsure lainnya.
Kursi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon yang lama kosong akhirnya disebut bakal memiliki penghuni tetap. Nama yang paling kencang beredar adalah Hendra Nirmala, Kepala BKPSDM. Tidak mengejutkan memang, sebab Hendra sejak awal sudah digadang-gadang sebagai kandidat terkuat.
Baca Juga:Gus Ipul Minta Pemkab Cirebon Realisasikan Sekolah Rakyat – VideoKetua DPRD Semprot Pemkab Cirebon! Miris! Jalan Rusak Bikin Celaka, Tapi APBD Malah Jor-joran Buat Seremonial!
Namun, publik tahu betul, kursi Sekda bukan sekadar jabatan birokrasi. Ia adalah “prime minister” di level daerah, pengendali mesin ASN, dan jantung koordinasi pemerintahan. Dengan kata lain, Sekda itu bukan cuma soal administrasi, tapi juga soal politik. Menempatkan Hendra di kursi Sekda bisa dibaca sebagai upaya Bupati menancapkan “orang kepercayaan” di pos vital.
Yang lebih menarik, begitu Hendra naik, otomatis kursi Kepala BKPSDM ikut kosong. Nama Ade Nugroho Yuliarno yang kini menjabat Sekretaris BKPSDM disebut bakal langsung naik kelas. Alasan klasiknya: karena ia orang dalam, sudah lama berkarier di BKPSDM, dan dianggap paling pas. Dengan kata lain, rotasi kali ini tidak mau ambil risiko dengan mendatangkan “orang asing” untuk mengatur dapur ASN.
Seorang pejabat yang enggan disebut namanya mengomentari rencana rotasi tersebut. “Ya wajar kalau BKPSDM harus segera terisi, karena institusi itu ibarat dapur utama ASN. Jangan sampai kosong, apalagi sekarang Pemkab lagi menjalankan sistem talent management,”ujar pejabat Pemkab Cirebon yang meminta namanya tidak dikorankan tersebut.
Jargon manajemen talenta hanya akan bermakna jika yang dipromosikan benar-benar karena kinerja, bukan sekadar kedekatan semata.
Berikutnya, nama Jois Putra juga nyaris pasti naik ke kursi Kepala Dispora. Jois sebelumnya Camat Beber, lalu menjadi PLT di Dispora. Sepertinya tinggal menunggu hitungan hari sebelum kata “PLT” itu resmi dicoret dari namanya menjadi definitif.