Ia melihat peluang di Kualifikasi Piala Asia dan Piala AFF sebagai batu loncatan menuju skuad utama Merah-Putih di level senior — tantangan yang siap ia hadapi dengan dedikasi, kerja keras, dan konsistensi penampilan.
•Modal Rekam Jejak dan Dukungan Klub
Klub barunya, PSIM Yogyakarta, menyambut kedatangannya dengan antusias. Manajer dan staf klub melihat pengalaman Cahya bersama Timnas sebagai aset penting yang bisa memperkuat skuad PSIM di kompetisi Super League musim 2025/2026 .
Kehadiran Cahya juga diharapkan memacu kompetisi internal di antara kiper-kiper tim, memperkuat persaingan sehat demi kualitas tim secara keseluruhan.
Baca Juga:Manchester United Hadapi Jalan Terjal di Deadline Day: Sulit Lepas Pemain, Rekrutmen Baru TerhambatPesona Muda Menyihir Emirates! Max Dowman, Anak Ajaib Arsenal yang Sudah Siap Meloncat ke Panggung Premier Lea
Riwayat karier Cahya juga penuh warna: dari masa mudanya di SSB lokal hingga menjebol skuad Persija Jakarta, dan kini menjadi kiper andalan Timnas muda.
Debut internasional bersama U-20 terjadi pada perhelatan Maurice Revello (Toulon Cup) 2022, dan ia juga dipanggil ke pemusatan latihan U-20 di Eropa sebagai bentuk investasi jangka panjang tim pelatih.
•Momentum Emas di Depan Mata
Ambisi Cahya Supriadi untuk menjadi kiper nomor satu Timnas U-23 adalah kisah keuletan dan visi berjangka panjang.
Kompetisi Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 bukan sekadar pertandingan—ia adalah panggung pembuktian skill, mental, dan kesiapan berperan sebagai penjaga akhir pertahanan tim nasional.
Dukungan PSIM, latihan intensif bersama timnas, dan rekam jejak impresif menjadikannya kandidat serius untuk menggenggam posisi kunci.
Dengan pemusatan latihan yang telah berjalan sejak 25 Agustus 2025, Cahya punya waktu singkat untuk membuktikan kualitas dan konsistensinya dalam setiap sesi.
Bila berhasil, bukan tidak mungkin kariernya di tim senior segera terbuka lebar, serta menjadi inspirasi bagi talenta muda lainnya yang bermimpi dari lapangan desa hingga panggung internasional.