RADARCIREBON.TV – Eks striker Manchester United, Dimitar Berbatov sedang mengenang kembali masa-masa akhir kariernya di Old Trafford.
Dia mengaku kehilangan sikap hormatnya kepada manajer legendaris, Sir Alex Ferguson perihal kenangan buruk yang melukai hatinya.
Striker asal Bulgaria itu pernah menjadi pemain termahal Setan Merah pada 2008. Bahkan dia sukses meraih gelar Sepatu Emas Premier League pada musim 2010/2011.
Baca Juga:Target Tinggi Perbasi, Timnas Basket Indonesia Incar Medali SEA Games 2025 dan Tiket Kualifikasi OlimpiadeTes Kepribadian Unik: Hewan Pertama yang Kamu Lihat Tunjukkan Sifat Aslimu
Akan tetapi perlakuan yang diterimanya pada musim terakhir dirasa sangat tidak adil baginya. Momen saat namanya tercoret dari skuad final Liga Champions 2011 menjadi puncak rasa kecewanya.
Saat ini Berbatov pun membeberkan tentang hubungannya yang retak dengan Ferguson. Dia juga mengungkap alasan di balik keputusannya hengkang dan momen pahit perpisahan yang terjadi.
Dimitar Berbatov merasa tidak dihormati dan tidak pantas menerima perlakuan buruk dari Manchester United. Puncaknya pada musim terakhirnya yang minim kesempatan bermain.
Berbatov mengaku sudah berulang kali meminta penjelasan langsung dari Sir Alex Ferguson. Tetapi jawaban yang diterima selalu berbanding terbalik dengan fakta di lapangan.
“Saya rasa saya tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu di United. Saya tidak bermain di tahun terakhir. Saya lebih dari 10, mungkin 15, kali bertanya kepada pelatih apakah mereka membutuhkan saya,” bebernya.
Puncak kekecewaan Berbatov terjadi saat final Liga Champions 2011 di Wembley. Namanya tidak masuk dalam skuad untuk melawan Barcelona.
Momen itu membuatnya terkejut dan kecewa, dia lalu berpikir seharusnya ia angkat kaki lebih cepat. Menurut dia, perlakuan Ferguson kala itu telah menghancurkan rasa hormat untuk sang pelatih.
Baca Juga:Duel Berjalan Tegang, Akhirnya Rinov/Pitha Melenggang ke Babak Kedua Kejuaraan Dunia 2025Ricuh di Laga PSIM vs Persib, Erick Thohir Soroti Tanggung Jawab I.League dan Klub
“Mungkin saya seharusnya pergi ketika dia mencoret saya dari skuad untuk final Liga Champions. Saya tahu dia adalah bosnya, tetapi dia telah kehilangan, sampai batas tertentu, rasa hormat saya karena cara dia memperlakukan saya,” tandasnya.
Berbatov mengungkapkan bahwa Ferguson sempat berdalih bahwa pihaknya berencana mengubah gaya bermain tim menjadi lebih cepat dan penuh strategi.
Tetapi penjelasan Ferguson sulit diterima oleh Berbatov. Karena gaya bermain semacam itu sangat bertentangan dengan karakternya sebagai striker.
“Dia mencoba menjelaskan kepada saya bahwa tim akan menggunakan gaya yang lebih direct, dengan lebih banyak kecepatan. Tetapi saya tidak pernah termasuk pemain tercepat, saya suka menahan bola, ini gaya saya. Saya merasa sulit untuk menerima keputusannya,” urainya.