Masalah United belum selesai. Mereka akan menjamu Burnley pada 30 Agustus mendatang. Lawan ini mungkin terdengar ringan, tapi Burnley saat ini berada di posisi ke-10 klasemen, bahkan sudah meraih satu kemenangan. Jika tren buruk berlanjut, bukan mustahil United kembali dipermalukan.
Pertanyaan pun muncul: berapa lama manajemen klub akan terus bersabar dengan Amorim? Dan lebih jauh, apakah United masih layak menyebut dirinya sebagai klub elit, atau sekadar klub nostalgia yang hidup dari masa lalu?
Blundell Park mungkin hanya berkapasitas 9.000 penonton, tapi malam itu seluruh dunia menyaksikan United kehilangan martabat. Kekalahan 2-2 yang berakhir dengan adu penalti 11-12 melawan Grimsby Town akan tercatat sebagai salah satu noda paling memalukan dalam sejarah klub.
Baca Juga:Saksikan! Grimsby Town vs Manchester United: Laga Piala Liga Inggris Sebentar LagiKenangan Kelam Dimitar Berbatov di Manchester United, Ditinggalkan, Dikecewakan, dan Tak Sudi Ucapkan Selamat
Manchester United yang dulu “Setan Merah” kini lebih pantas disebut “Badut Merah”. Klub mahal dengan prestasi murahan. Sebuah tim yang katanya besar, tapi bisa dipermalukan oleh tim divisi empat.
Jika sepak bola adalah hiburan, maka United musim ini adalah komedi termahal di dunia. Dan sayangnya, bagi fans mereka, komedi ini semakin sulit ditonton.