Drama di Tengah Lapangan. Tensi pertandingan pun meningkat. Pemain Madrid mulai frustrasi, pelanggaran kecil mewarnai jalannya laga. Güler sempat dijatuhkan keras, Vinicius kerap diprovokasi oleh bek lawan, sementara Mbappé terlihat mulai kehilangan kesabaran.
Arda Guler yang kini jadi tumpuan tim lagi berusaha mengatur tempo, tapi Mallorca bermain cerdas. Mereka tidak panik, tidak terburu-buru. Mereka tahu, semakin lama mereka menahan Madrid, semakin besar tekanan mental yang dialami tim tuan rumah.
Dan benar saja, fans di Bernabéu mulai bersiul. Bukan untuk menyemangati, tapi sebagai bentuk kekecewaan. Bayangkan: Real Madrid, klub dengan 14 trofi Liga Champions, tidak bisa menjebol gawang Mallorca hanya karena kelengahan satu sepak pojok.
Baca Juga:Prediksi Skor, Link Streaming Real Madrid vs Mallorca, Kick Off 02.30 WIBLink Streaming, Jadwal dan Prediksi Real Madrid vs Mallorca: Tiket Madrid Menuju Puncak
Mallorca, Si Kecil yang Berani. Jika ada yang pantas mendapat kredit malam ini, itu adalah Mallorca. Mereka datang ke Bernabéu dengan status underdog, bahkan mungkin sebagian fans mereka sendiri tidak yakin bisa mencuri poin. Tapi mereka tahu satu hal: sepak bola bukan matematika.
Satu peluang bisa mengubah segalanya, dan mereka membuktikannya lewat gol Muriqi. Setelah itu, disiplin pertahanan jadi senjata utama. Setiap serangan Madrid ditutup rapat, setiap ruang dikunci, setiap percobaan disapu bersih.
Ironi lagi-lagi terjadi: Real Madrid dengan pemain berlabel superstar, melawan Mallorca dengan skuad biasa-biasa saja. Tapi skor tetap menunjukkan keunggulan untuk sang tamu.
Madrid, Antara Gengsi dan Tekanan. Bagi Real Madrid, laga ini bukan sekadar soal tiga poin. Ini soal gengsi, soal harga diri di hadapan publik sendiri. Mereka tahu, dunia sedang menonton. Dunia sedang menunggu: apakah Madrid era Xabi Alonso benar-benar bisa mendominasi La Liga?
Kecolongan gol seperti ini jelas merusak narasi. Bagaimana mungkin tim yang disebut-sebut sebagai calon juara, dengan skuad yang menakutkan, justru dibuat tak berkutik oleh Mallorca?
Xabi Alonso terlihat gelisah di pinggir lapangan. Instruksinya jelas: serang, serang, serang. Tapi semakin banyak peluang terbuang, semakin besar tekanan di pundak para pemain. Mbappé semakin frustrasi, Vinicius kehilangan ketajaman, dan Arda Güler masih mencari momen emasnya.