Kiper Mallorca sudah terlalu maju, tergiur menutup jalur bola ke Huijsen. Akibatnya, gawang kosong terbuka lebar. Arda tidak menyia-nyiakan kesempatan. Sundulan tenang, bola masuk, Bernabéu kembali bergemuruh. Dari yang sempat muram, stadion meledak seperti kawah gunung yang meletus.
Gol itu bukan hanya penyama kedudukan, tapi juga pengingat: jangan pernah bercanda dengan Real Madrid di kandang mereka.
Vinícius, Senyum Sombong yang Membunuh. Belum selesai Mallorca meratapi gol Arda, mereka langsung dihantam pukulan kedua. Hanya semenit setelahnya, menit ke-38, Vinícius Júnior membuat Bernabéu seperti ingin runtuh.
Baca Juga:Kejutan! Real Madrid Kecolongan Sepak Pojok Mallorca: Skor Sementara 0-1Prediksi Skor, Link Streaming Real Madrid vs Mallorca, Kick Off 02.30 WIB
Berawal dari umpan Federico Valverde, Vini berlari dari tengah lapangan, bagai hantu yang tidak bisa dihentikan. Bek-bek Mallorca mencoba menutup jalur, tapi semua hanya terlihat seperti tiang pancang yang ditinggalkan begitu saja. Satu-dua gerakan tipuan, sedikit akselerasi, lalu tendangan kaki kiri mendatar ke arah tiang jauh.
Kiper Mallorca mencoba menjangkau, tapi hanya bisa terbang menyentuh angin. Bola meluncur ke pojok gawang dengan tenang, seolah mengejek semua upaya bertahan lawan. Bernabéu pun pecah. Vini berlari dengan ekspresi penuh percaya diri, sedikit sombong, seakan berkata: “Inilah Real Madrid. Jangan berani-berani menodai stadion ini.”
Dalam tempo 60 detik, Mallorca yang sempat bermimpi tiba-tiba tersadar mereka sedang menghadapi monster. Mereka baru saja dicabik-cabik oleh dua anak muda yang berbeda generasi tapi sama-sama berbahaya.
Gol cepat Muriqi memang membuat Mallorca sesaat percaya bahwa mereka bisa mengendalikan pertandingan. Namun, di Bernabéu, keberanian setengah hati hanya berarti bunuh diri.
Madrid tidak pernah membiarkan lawan mereka terlalu lama menikmati keunggulan. Setelah gol Muriqi, tempo permainan langsung Madrid ambil alih. Bola seolah tidak pernah lepas dari kaki pemain Los Blancos. Mallorca hanya bisa berlari mengejar bayangan, sesekali mengandalkan serangan balik yang bahkan tidak sempat membuat Thibaut Courtois benar-benar sibuk.
Dan yang paling menyakitkan bagi Mallorca adalah: Real Madrid masih belum berhenti. Babak pertama sudah jadi mimpi buruk, tapi babak kedua bisa saja jadi neraka jika lini belakang mereka tidak segera membangun tembok kokoh.