Dalam sepekan terakhir, Kabupaten Kuningan dua kali diguncang demo dari gabungan mahasiswa dan masyarakat pada Jumat dan Minggu sore.
Sekitar seribu massa yang tergabung ke dalam elemen mahasiswa dan masyarakat kembali menggelar aksi demonstrasi. Minggu sore, aksi digelar di depan Gedung DPRD Kuningan.
Demo tersebut berawal dari aksi solidaritas atas tragedi di DKI Jakarta yang menyebabkan seorang driver online, Affan Kurniawan, meninggal dunia.
Baca Juga:Effendi Edo Dengarkan Keluhan Warga Lewat Sapa Warga – VideoRW 9 Angkat Isu Sampah Kopi Luhur di Pekan Raya Jagasatru – Video
Sejak pukul 15.00 WIB, seribu massa mulai berkumpul di halaman DPRD. Hujan deras tak menyurutkan semangat para pengunjuk rasa untuk berorasi dan membentangkan spanduk tuntutan. Situasi sempat memanas saat terjadi aksi lempar botol air mineral ke arah petugas.
Ketegangan memuncak karena massa meminta agar anggota DPRD menemui mereka secara langsung. Sekira pukul 17.00 WIB, perwakilan massa diperbolehkan masuk untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, beserta wakil ketua dan disaksikan anggota DPRD lainnya.
Tuntutan yang disampaikan massa meliputi isu nasional maupun permasalahan daerah di Kabupaten Kuningan. Di antaranya, mendesak DPR RI untuk peka terhadap aspirasi rakyat, mengesahkan UU Perampasan Aset, menolak kenaikan pajak, reformasi DPR, hingga mencopot Kapolri.
Terkait permasalahan daerah, massa juga menyoroti dugaan penyelewengan anggaran di Kabupaten Kuningan, seperti kasus program PJU Kuningan Ca’ang, gagalnya open bidding Sekda yang memboroskan anggaran, hingga proyek makan bergizi yang diduga melibatkan anggota DPRD.
Mereka menuntut DPRD Kuningan untuk berpihak pada masyarakat, dengan mengawasi kebijakan perkebunan sawit, menindak pelanggaran konstitusi, dan menjamin penyelesaian masalah lokal secara adil.
Demonstrasi yang berlangsung hingga pukul 17.30 WIB itu akhirnya berjalan lancar. Massa membubarkan diri setelah penyerahan tuntutan.
Demo kali ini menegaskan bahwa masyarakat dan mahasiswa akan terus mengawal isu nasional maupun lokal. Mereka mengancam akan kembali turun ke jalan jika tuntutan tak ditindaklanjuti oleh wakil rakyat.