RADARCIREBON.TV – Cristiano Ronaldo sudah 40 tahun, rambutnya makin sering ditata dengan hairspray, tetapi nyatanya kakinya masih lebih tajam daripada mulut para pengkritiknya.
Laga pembuka Saudi Pro League 2025 melawan Al Taawoun jadi panggung pembuktian: Al Nassr menang telak 5-0. Bukan, ini bukan pertandingan persahabatan di lapangan kampung, melainkan laga resmi yang memperlihatkan betapa tim asal Riyadh ini sudah naik kelas, bahkan mungkin terlalu besar untuk ukuran Asia.
Ronaldo, yang katanya sudah “habis” sejak tiga tahun lalu, tetap tampil dengan gaya ikoniknya. Satu gol penalti ia sambar tanpa ampun. Tendangan keras, arah bola jelas, dan kiper Al Taawoun hanya jadi patung pajangan. Bagi yang masih ingin menyindir “si tua renta”, sebaiknya cari bahan gosip baru. Sebab, sekali lagi, pria asal Madeira itu menolak pensiun dengan cara biasa-biasa saja.
Baca Juga:Elegan dan Abadi! Kristal Ronaldo Menyatukan Empat Dunia, MU, Madrid, Juve, dan PortugalKontrak Hampir Habis, Masa Depan Ronaldo di Al Nassr Kian Tanda Tanya Lantaran Mandul Trofi
Namun, bintang malam itu sebenarnya bukan Ronaldo. Joao Felix, bocah yang pernah dicap gagal di Atlético Madrid dan Chelsea, mendadak berubah jadi predator mematikan. Tiga gol ia sarangkan tanpa kompromi. Sofascore pun tak basa-basi, memberikan rating sempurna: 10. Skor yang jarang mampir, apalagi untuk pemain yang dulu dianggap lebih jago selfie daripada mencetak gol.
Kingsley Coman, rekrutan anyar dari Bayern Muenchen, ikut menambahkan garam di luka Al Taawoun. Satu golnya menegaskan bahwa Al Nassr bukan lagi sekadar “klub uang minyak” yang mengumpulkan pensiunan Eropa. Tidak, mereka kini berubah jadi magnet bagi pemain top usia produktif. Tambahkan nama Inigo Martinez di lini belakang, maka Anda sedang menyaksikan transformasi Al Nassr menjadi klub dengan level Eropa di tanah Arab.
Skor 5-0 mungkin terlihat seperti hasil latihan pagi, bukan pertandingan resmi. Al Taawoun, yang di musim lalu sempat bikin kejutan, kali ini hanya jadi penonton di lapangan sendiri. Setiap kali mencoba menyerang, bola direbut, dan dalam hitungan detik sudah berubah jadi peluang emas untuk Al Nassr.
Sungguh ironis: tim tuan rumah seakan lupa kalau sepak bola bukan sekadar menendang bola ke arah depan. Mereka lebih sibuk bertahan dengan wajah pasrah, sementara Ronaldo dan kawan-kawan menggelar pesta. Kalau ada istilah “kalah terhormat”, rasanya Al Taawoun malam itu memilih jalur “kalah tanpa perlawanan.”