RADARCIREBON.TV- Dalam bumbu dramatis seleksi akhir bursa transfer musim panas 2025, dua nama mencuat menjadi sorotan tajam, Alexander Isak dari Newcastle United dan Yoane Wissa dari Brentford.
Keduanya sama-sama menuntut hengkang, Isak menuju Liverpool, Wissa ke Tottenham Hotspur tanpa kompromi. Sikap ini menuai kritik dari sejumlah mantan pemain, termasuk Michael Owen dan Chris Sutton.
Owen menyindir bahwa masa depan kedua striker tersebut masih sangat misterius, hanya Tuhan yang tahu arah selanjutnya.
Baca Juga:Berikut Respon Manajer Liverpool Setelah Alexander Isak Resmi Gabung Ke LiverpoolDrama Alexander Isak Resmi Usai, Jadi Milik Liverpool,Rekor Transfer Inggris Pecah
Drama Bursa Transfer! Tekanan, Tekanan, dan Drama Lagi
Pada hari terakhir bursa, Liverpool berhasil menyelesaikan perekrutan Isak, yang dikabarkan sebagai rekrutan dengan rekor transfer Inggris senilai £125 juta, harga tertinggi dalam sejarah liga domestik.
Namun, jalan menuju Anfield sama sekali tidak tenang. Isak sempat memboikot tur pramusim Newcastle dan terlihat menjalani latihan sendiri di fasilitas Real Sociedad, tanda jelas ketidakpuasan atas hubungan yang retak dengan klub lamanya.
Sementara itu, Wissa juga melakukan hal serupa, memaksakan kepergiannya ke Tottenham Hotspur. Sikap keduanya dianggap sebagai bentuk tekanan baru di era transfer modern yang kini tidak hanya melibatkan klub, tapi juga keegoisan dan manuver publik pemain.
•Michael Owen “Masalah Sikap” yang Makin Kompleks
Michael Owen tak ragu menyebut situasi ini sebagai cerminan kompleksitas sepak bola modern. Dia menegaskan bahwa mempertanyakan ambisi pemain bukan soal uang, melainkan soal keinginan untuk berada di klub terbaik dan memenangkan trofi sebanyak mungkin selama karier yang terbatas.
Meski begitu, ia tidak menutup mata bahwa melakukan aksi seperti menolak latihan atau memaksa transfer membawa konsekuensi psikologis, baik bagi pemain maupun klub.
Owen memahami tekanan yang dirasakan Isak karier atlet pro itu singkat, dan mungkin kesempatan seperti ini hanya datang sekali seumur hidup. Namun, ia juga menantang sikap tidak profesional seperti ini, terutama melihat bagaimana hal ini memengaruhi persepsi publik dan stabilitas klub.
•Chris Sutton, Kritik Pedas, Siapa yang Tak Profesional?
Chris Sutton, mantan rekan profesional Owen, tidak segan menyindir lebih tajam. Ia menganggap tindakan Isak dan Wissa sebagai perilaku yang tidak memberi contoh baik-baik untuk klub maupun rekan setim.