Menghadapi China Taipei, pelatih Patrick Kluivert tampaknya tidak hanya mengejar kemenangan. Ia ingin menyatukan kembali ritme tim setelah para pemain datang dari berbagai liga, membawa kelelahan, kebiasaan, dan sistem permainan berbeda. Laga ini adalah titik awal penyelarasan taktik dan strategi.
Pertandingan ini ibarat latihan tempur terbatas: bukan untuk menaklukkan lawan seutuhnya, melainkan untuk melihat seberapa tajam pedang, seberapa kuat perisai, dan seberapa solid formasi tempur Indonesia sebelum menghadapi lawan sesungguhnya.
China Taipei hanyalah gerbang pertama. Setelah itu, Indonesia akan menantang Lebanon, tim dengan peringkat lebih tinggi. Pertarungan melawan Lebanon akan lebih mirip duel gladi resik, sebuah ajang untuk menguji taktik modern Garuda sebelum dilempar ke arena paling brutal: Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca Juga:Kabar Buruk Timnas: Mees Hilgers Batal Bela Indonesia di FIFA Matchday SeptemberRekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Cina Taipei FIFA Friendly Match dan Prediksi Pertandingan 2025
Di babak itu, Indonesia akan menghadapi Irak dan Arab Saudi. Dua kekuatan besar Asia yang terbiasa berperang di level top, berpengalaman di Piala Dunia, dan punya pemain kelas Eropa. Inilah sebenarnya medan pertempuran sesungguhnya, di mana Garuda harus tampil bukan sekadar berani, tapi juga cerdas dan disiplin layaknya pasukan Sparta.
Fakta-fakta Indonesia vs China Taipei:
1. Indonesia menempati peringkat 118 FIFA dengan 1.155 poin.
2. China Taipei berada di peringkat 172 FIFA dengan 964 poin.
3. Selisih 54 peringkat menunjukkan jurang kualitas.
4. Laga ini terjadi setelah Kuwait membatalkan uji coba.
5. Kuwait sendiri ada di posisi 138 FIFA, masih di bawah Indonesia.
6. Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathan siap menjalani debut.
7. Messi Hilgers absen karena urusan transfer klub.
8. Laga ini dijadikan pemanasan sebelum menghadapi Lebanon.
9. Pertandingan melawan Lebanon bakal lebih berat dan menantang.
10. Semua ini adalah bagian dari strategi PSSI menyongsong Kualifikasi Piala Dunia 2026.
11. Laga akan digelar di GBT Surabaya
Indonesia kini tak lagi dipandang remeh. Dari Asia Tenggara, Garuda sudah naik kelas ke level Asia. Keberanian melawan tim-tim besar, keberhasilan menembus fase lanjutan kualifikasi, hingga masuk dalam radar FIFA sebagai tim dengan progres paling signifikan menunjukkan satu hal: mental baru telah terbentuk.
Di hadapan China Taipei, Indonesia tidak hanya dituntut menang. Lebih dari itu, mereka harus menunjukkan dominasi, keberanian menekan sejak awal, serta efisiensi dalam setiap peluang. Seperti pasukan Sparta yang berbaris rapat dengan tameng di depan dada, Garuda harus memperlihatkan formasi tak tergoyahkan. Tidak boleh ada celah, tidak boleh ada keraguan.