RADARCIREBON.TV – Satu pekan penuh Indramayu diguncang misteri kematian Haji Sahroni (70) dan empat anggota keluarganya. Mayat mereka ditemukan terkubur di belakang rumah, tepat di bawah pohon nangka, pada Senin (1/9/2025). Kini, teka-teki itu akhirnya terjawab. Pelaku pembunuhan berhasil ditangkap.
Kabar ini datang langsung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Melalui akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, ia mengumumkan bahwa kepolisian sudah berhasil membekuk pelaku.
“Saya sampaikan bahwa pertama saya mengucapkan terimakasih pada pak Kapolda Jabar, Direskrimum Polda Jabar dan seluruh jajaran, Kapolres Indramayu dan Satreskrim Polres Indramayu atas pengungkapan pembunuh keluarga Sahroni,” ujar Dedi, Senin (9/9/2025).
Baca Juga:Iklan Terbaru Shopee 9.9 Super Shopping Day Makin Seru Bareng Hearts2Hearts, Wajib Nonton!Hasil Akhir Turki Vs Spanyol 0-6! Turki Dipermalukan di Kandang, Tapi Kiper Turki Jadi Pemain Paling Menonjol!
“Hari ini dilakukan penangkapan dan pemeriksaan. Semoga pelaku pembunuhan mendapat hukuman yang setimpal dari perbuatan yang dia lakukan,” sambungnya.
Kalimat sederhana, tapi mengandung pukulan telak: kasus ini sudah bukan lagi misteri. Sang pembantai keluarga Sahroni kini tidak bisa lagi bersembunyi di balik bayangan.
Haji Sahroni, seorang warga di Kelurahan Paoman, Indramayu, ditemukan tewas bersama anaknya Budi Awalludin (43), menantunya Euis Juwita Sari (37), cucunya Ratu (7), dan seorang bayi berusia delapan bulan. Tubuh mereka terkubur di halaman rumah, seolah pelaku ingin menghapus jejak dengan menimbun nyawa manusia di bawah tanah yang sama dengan tempat pohon nangka tumbuh.
Tidak ada pembunuhan yang pantas, tapi cara ini lebih dari sekadar sadis. Ini brutal. Membunuh anak kecil dan bayi? Itu bukan lagi manusia, tapi iblis dengan wajah manusia.
Sejak penemuan mayat, Polres Indramayu bersama Ditreskrimum Polda Jawa Barat langsung menurunkan tim. Tekanan publik membuncah. Indramayu jadi bahan perbincangan nasional, dan wajar saja: pembantaian lima orang dalam satu keluarga bukan kasus sehari-hari.
Kapolda Jabar bersama jajaran tak tinggal diam. Tim forensik bekerja, tim penyidik menelusuri jejak, hingga akhirnya kabar penangkapan diumumkan. Polisi memang belum membocorkan detail identitas maupun motif pelaku, tapi publik boleh lega: mesin hukum sudah bergerak.
Unggahan Dedi Mulyadi jadi momen penting. Bukan hanya sekadar ucapan terimakasih pada polisi, tapi juga sinyal bahwa negara hadir. Dalam tragedi sebesar ini, masyarakat butuh jaminan: pelaku ditangkap, keadilan ditegakkan, dan keluarga korban mendapat martabatnya kembali.