Italia Terancam Gagal Lagi ke Piala Dunia 2026! Tantangan Konsistensi dan Krisis Momentum

Sepakbola Dunia
Italia baru saja memulai babak kualifikasi, lebih lambat ketimbang para rivalnya karena terlibat di perempat final UEFA Nations League. Foto: Ig infoazzurri/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

Lebih parah lagi, selisih gol menjadi kunci penentu peringkat jika poin berimbang, bukan rekor head-to-head. Artinya, setiap gol banyak atau besar berpotensi menyelamatkan atau menghancurkan harapan Italia.

Di Grup I ini, Italia berhadapan dengan Norwegia, salah satu tim paling tajam di grup, serta Israel, Estonia, dan Moldova. Format ini menuntut Italia untuk memenangkan semua laga, menjaga selisih gol sehat, sekaligus berharap rival melepas poin. Tidak ada ruang untuk inkonsistensi, karena satu hasil buruk bisa berarti harus lewat jalur playoff.

~Jalan Panjang Menuju Doha, Lanjutan Kualifikasi dan Jadwal Kritis

Kualifikasi akan berlanjut dengan pertandingan krusial menjelang November, termasuk ulangan melawan Israel dan laga-laga penentu lainnya. Italia kini duduk di peringkat ketiga dengan enam poin dari tiga laga, masih menyisakan perlombaan points yang ketat.

Baca Juga:Prediksi Italia vs Estonia WCQ 2026 Zona Eropa: Momentum Positif Gli AzzurriSejarah! Maroko Jadi Negara Afrika Pertama Lolos Piala Dunia 2026

Jika mereka gagal memaksimalkan laga-laga berikutnya, posisi di peringkat kedua bisa saja diklaim oleh salah satu dari rival langsung seperti Israel.

Yang menjadi tantangan utama adalah menjaga momentum dari kemenangan besar melawan Estonia, bahkan setelah kemenangan ini, banyak yang menilai bahwa Italia masih dalam tekanan intens.

Bayangkan, hanya dua kemenangan bisa mengangkat moral tim, tetapi hanya kemenangan sempurna yang memastikan tiket otomatis.

Analisis

Apa yang Harus Dilakukan Italia?

Secara tegas, Italia perlu.

  1. Menunjukkan konsistensi performa dalam setiap laga, bahkan saat menghadapi lawan yang dianggap lebih rendah kualitasnya. Gol penting untuk posisi slim di klasemen dan selisih gol.
  2. Menjaga intensitas dan fokus mental, mengingat tekanan tinggi dari publik dan media yang pernah menyoroti kekalahan memalukan melawan Norway.
  3. Mengoptimalkan debut Gattuso sebagai momentum, dengan taktik lebih agresif dan efektif serta menjaga kebugaran pemain inti.
  4. European rigor dan efektivitas serangan harus dijaga, karena hanya juara grup yang bebas dari playoff. Italia tidak punya jalan tengah.

Kesimpulan

Italia kini hidup di atas tepi pisau, satu langkah salah, dan playoff akan menanti sebuah nostalgia pahit untuk negara yang pernah menjulang tinggi di puncak dunia.

0 Komentar