Walau banyak yang mengambil sisi positif, penggunaan AI untuk menghasilkan atau memanipulasi gambar spiritual seperti di depan Ka’bah menyimpan beberapa tantangan dan pertanyaan yang tidak bisa diabaikan.
1. Autentisitas dan Kejujuran Visual
Gambar yang sangat realistis dapat menimbulkan kebingungan mengenai apakah seseorang benar-benar pernah berada di lokasi tersebut atau tidak. Tanpa keterangan bahwa gambar tersebut hasil AI, bisa muncul persepsi keliru. Ini terkait dengan masalah transparansi, seharusnya pengguna atau pembuat konten menyatakan bahwa gambar itu telah diedit atau dihasilkan oleh AI.
2. Privasi dan Konsentmen
Jika prompt menggunakan foto seseorang, maka persoalan persetujuan penting, apakah mereka yang difoto menyetujui edisi digital itu? Apakah AI melibatkan data latar yang melanggar hak cipta atau privasi orang lain?
3. Risiko Penyalahgunaan
Baca Juga:27 Ide Prompt Prewedding dengan Gemini AI: Dari Adat Jawa Hingga Tema Fantasi, Serta Tips Praktis22 Ide Prompt Foto ala Studio dengan Google Gemini AI + Tips Mendalam Agar Hasil Profesional
Ada potensi konten disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik, misalnya membuat klaim palsu bahwa seseorang telah menunaikan haji, atau menggunakan gambar-gambar spiritual untuk manipulasi citra diri.
4. Pertimbangan Kultural dan Keagamaan
Dalam tradisi Islam, Ka’bah sangat disucikan sebagai kiblat dan pusat spiritual umat Islam. Menghasilkan gambar digital yang menempatkan seseorang di depan Ka’bah secara virtual, meskipun bermaksud positif dapat dianggap problematik oleh sebagian umat jika tidak dilakukan dengan rasa hormat, sensitivitas, dan batas-batas moral yang tepat.
•Panduan Etis dan Praktik Bijak
Untuk memanfaatkan fenomena ini dengan cara yang lebih bertanggung jawab, berikut beberapa panduan yang sebaiknya diikuti.
Deklarasikan bahwa foto adalah hasil AI ketika mempublikasikannya di media sosial atau tempat umum.
- Gunakan prompt dengan maksud positif : sebagai pengingat spiritual, motivasi untuk ibadah, atau ekspresi kerinduan, bukan untuk kepalsuan atau penipuan.
- Hargai simbol keagamaan : Ka’bah dan suasana ibadah haji/umrah harus direpresentasikan dengan hormat, menghindari unsur yang merendahkan atau mengejek.
- Perhatikan privasi dan izin : jika memakai foto asli atau wajah orang lain, pastikan ada izin tertulis atau persetujuan.
- Pertimbangkan dampak emosional atau psikologis : bagi yang melihat, tampilkan konteks agar tidak timbul kebingungan atau rasa iri yang tidak sehat.