Tak berhenti di situ, Álvarez kembali menghukum lini belakang Madrid di menit 63. Lagi-lagi Madrid tertinggal, lagi-lagi para pemain belakang Los Blancos tampak panik.
Xabi Alonso mencoba melakukan perubahan dengan mengganti beberapa pemain. Tapi langkah itu tak cukup menghentikan badai merah-putih. Justru Atletico semakin percaya diri, semakin garang.
Ketika laga memasuki menit-menit akhir, Simeone memainkan kartu asnya. Antoine Griezmann masuk menggantikan Nicolás González pada menit ke-83. Suasana stadion semakin berisik, fans tahu idola mereka siap menutup pesta.
Baca Juga:HT : Atletico Madrid Vs Real Madrid 2-2, Derby Madrid Diwarnai Drama VAR Diujung Babak PertamaMalam Ini Derby Madrid: Atletico Madrid Siap Jadi Batu Sandungan, Real Madrid Tak Mau Tergelincir
Dan benar saja, Griezmann membuktikan kualitasnya. Di masa injury time, tepatnya menit 90+3, ia mencetak gol indah yang membuat Wanda Metropolitano berguncang. Gol itu seakan menancapkan pisau terakhir di dada Real Madrid.
Skor akhir 5-2. Madrid benar-benar dibantai, bukan sekadar dikalahkan. Tidak ada lagi mitos tak terkalahkan. Tidak ada lagi aura superioritas. Simeone dan pasukannya merobek semua itu di hadapan publik sendiri.
Kekalahan ini jelas memukul mental Real Madrid. Mereka datang dengan status pemimpin klasemen, dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi. Namun yang terjadi justru sebaliknya: mereka dipermalukan.
Para suporter Madrid yang hadir di Metropolitano hanya bisa menutup wajah. Sementara fans Atletico merayakan kemenangan seolah baru merebut trofi juara. Atmosfer euforia membanjiri stadion.
Bagi Simeone, kemenangan ini lebih dari sekadar tiga poin. Ini adalah bukti bahwa Atletico masih punya nyali untuk menantang siapa pun, termasuk Real Madrid yang sedang dalam performa terbaik. Atletico menegaskan bahwa kota Madrid tidak hanya milik Los Blancos.
Secara matematis, Madrid memang masih berada di puncak klasemen La Liga. Barcelona, yang ada di posisi kedua, belum memainkan laganya. Namun posisi Madrid kini rapuh. Jika Barcelona meraih kemenangan, singgasana klasemen bisa direbut.
Lebih dari itu, kekalahan ini menimbulkan keraguan besar. Apakah Madrid sekuat yang dibicarakan orang selama ini? Atau justru hanya tim yang beruntung hingga akhirnya dihentikan di Metropolitano?
Baca Juga:FT : Persita Vs Persib 2-1, Persib Dibuat Malu, Juara Bertahan Kalah Oleh Tim PromosiFT : Brentford Vs Manchester United 3-1, Man UTD kalah Lagi, Ruben Amorim Bisa Dipecat Kapan Saja
Di luar aspek taktik, kemenangan ini menegaskan superioritas Simeone dalam perang mental. Pelatih Argentina itu tahu bagaimana cara menghadapi Real Madrid. Ia menyiapkan pemainnya dengan mental baja, dengan determinasi tanpa kompromi.