Kekalahan ini membuat Chelsea terlempar ke posisi delapan klasemen. Untuk klub sebesar Chelsea, posisi itu bukan hanya memalukan, tapi juga menunjukkan betapa rapuhnya mentalitas skuad. Seminggu lalu mereka dipermalukan Manchester United, kini mereka dihajar Brighton. The Blues tampak seperti klub tanpa jati diri: punya uang, punya pemain bintang, tapi nihil karakter.
Jika ditarik garis besar, pekan ini mengajarkan satu hal penting: sepak bola tidak pernah bisa ditebak. Persib yang merasa besar bisa ditaklukkan Persita. Real Madrid yang dielu-elukan dengan “Xabi Ball” justru menjadi bulan-bulanan. Liverpool yang biasanya perkasa tumbang di kandang tim kecil. Manchester United? Sudah biasa kalah, jadi tidak mengejutkan. Dan Chelsea, klub penuh glamor, justru habis-habisan di tangan Brighton yang sederhana.
Sepak bola memang lucu. Kadang, yang besar jatuh karena lupa merendah. Kadang pula yang kecil bangkit karena tidak punya beban. Pekan ini menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, tidak ada jaminan. Nama besar bisa runtuh kapan saja, dan yang kecil bisa jadi raksasa dalam semalam.