RADARCIREBON.TV- Manchester United lagi seret banget di awal musim ini. Dari tujuh pertandingan, mereka baru menang dua kali, itu pun penuh drama.
Satu lawan Burnley menang gara-gara penalti menit akhir, satu lagi lawan Chelsea terbantu banget sama kartu merah cepat. Selebihnya, kalah empat kali.
Situasi ini jelas bikin tekanan ke Ruben Amorim makin gede. Banyak yang nyalahin formasi tiga bek yang dia pake, soalnya dianggap nggak cocok sama materi pemain MU sekarang. Akibatnya, lini tengah yang biasanya diisi Bruno Fernandes sama Casemiro atau Manuel Ugarte sering banget kewalahan.
Baca Juga:Amorim Terancam Out, Roy Keane Disarankan Jadi Manajer Baru Manchester UnitedTanggapan Oliver Glasner Terkait Isu Dirinya Jadi Calon Pengganti Ruben Amorim di Manchester United
Tapi Amorim ngotot kalau masalah utama MU bukan formasi. Katanya, semua balik lagi ke detail kecil di lapangan.
“Persoalannya adalah hasil. Bayangkan kami memenangi laga pertama lawan Arsenal, lalu Anda tak melewatkan penalti dan menang atas Fulham, bahkan tanpa bermain dengan benar-benar bai. Bayangkan ini yang terjadi,” kata Amorim.
“Kepercayaan terhadap semua tentang klub kami, sistemnya, cara main kami, akan sangat berbeda. Jadi, kalau menang, semuanya baik-baik saja. Kalau kalah, Anda meragukan semua tentang diri Anda, tentang rekan setim, tentang pelatih, semuanya. Dan itu normal,” imbuhnya.
Sebenernya MU sempat tampil bagus lawan Arsenal, tapi kalah tipis 0-1. Lalu ditahan imbang 1-1 Fulham gegara penalti Fernandes gagal. Amorim juga bilang dia nggak kaku soal sistem. Contohnya pas lawan Brentford, MU sempat main dengan pola empat bek buat ngejar ketertinggalan.
“Melawan Brentford, babak kedua, sistemnya seperti 4-4-2. Problemnya adalah kami tidak bagus dalam menguasai bola, kami lembek saat tanpa bola dan kami kalah,” jelas Amorim.
Intinya, menurut Amorim, yang bikin MU amburadul bukan skema tiga bek atau empat bek, tapi detail kecil kayak penyelesaian akhir, penguasaan bola, sampai konsistensi.
“Tapi bayangkan kami mencetak penalti itu jadi gol. Di gol terakhir lawan, kami mencoba memenangi pertandingan, semuanya di luar posisinya. Itu bisa terjadi juga dalam sistem 4-3-3 atau 3-4-3. Jadi menurut saya detail-detail lebih utama ketimbang sistemnya,” tegasnya.