RADARCIREBON.TV- Di era di mana foto keluarga bisa langsung diubah menjadi adegan dramatis berkat teknologi, sebuah fenomena menarik namun ramai perdebatan muncul, edit foto suami, istri, dan anak seakan-akan sedang berdiri di depan Kaʿbah, menggunakan perangkat lunak atau kecerdasan buatan.
Fenomena ini menggabungkan keinginan untuk memiliki foto keluarga “momen sekali seumur hidup” dengan kemudahan teknologi. Namun di balik itu, ada banyak pertanyaan, dari sisi agama, etika, identitas keluarga, hingga dampak sosial media.
Tren Edit Foto Gemini AI
Banyak pengguna media sosial kini memanfaatkan aplikasi atau layanan editing termasuk AI untuk mengubah latar belakang foto keluarga agar tampak seperti sedang berada di kompleks MasjidilHaram, tepat di depan Kaʿbah. Dengan hanya mengambil foto sederhana keluarga di studio atau ruang tamu, kemudian menambahkan latar depan Kaʿbah, mereka ingin menciptakan momen “seakan beribadah bersama” atau “seakan melakukan umrah bersama keluarga”.
Baca Juga:Bisa Nongkrong Sampai Subuh: Gemini AI Buktikan Anak Strict Parents Juga Punya Kebebasan DigitalTiduran Tenang di Atas Laut Tanpa Tenggelam, Padahal Hanya Hasil Keajaiban Gemini AI
Fenomena ini terlihat sebagai bagian dari tren “foto fantasi” atau “foto impian” yang semakin mudah dilakukan dengan teknologi editing atau AI. Terdapat tutorial yang bahkan secara eksplisit membahas “bagaimana mengedit foto di depan Kaʿbah dengan Gemini AI”.
Kenapa Bisa Viral?
Beberapa faktor yang mendorong tren ini menjadi viral antara lain.
Keinginan mengabadikan momen keluarga secara spektakuler : Foto keluarga dengan latar Kaʿbah memberikan kesan religius, sakral, dan sering dianggap sebagai “keinginan” banyak umat untuk bisa ke Tanah Suci.
Kemudahan teknologi : Dengan editing, latar bisa diganti, pencahayaan bisa diubah, dan hasilnya tampak sangat realistis.
Pencitraan di media sosial : Foto seperti ini mudah menarik “likes” atau komentar karena kesan “eksotik” dan religiusnya.
Mimpi perjalanan atau ibadah yang tertunda : Untuk yang belum punya kesempatan ke Tanah Suci, foto edit bisa jadi pengganti visual, meskipun bukan pengalaman nyata.
Namun Ada Kontroversi, Ada Dimensi Etis & Religius
