Salah satu kreator populer asal Bandung, @vira.arviani, berhasil menarik perhatian publik lewat video transformasinya. Dalam unggahan berdurasi 15 detik, wajahnya berubah dari tampilan natural menjadi ratu iblis dengan mahkota tengkorak yang realistis.
“Aku gak bisa makeup sama sekali, tapi dengan Gemini AI aku bisa punya 10 versi karakter Halloween yang keren dalam sehari,” ujarnya dalam unggahan tersebut.
Unggahan itu langsung viral, menembus 2,5 juta penayangan hanya dalam 24 jam.
Mengapa Banyak Orang Beralih ke AI?
Fenomena Halloween tanpa makeup bukan tanpa alasan. Ada sejumlah faktor yang membuat orang lebih memilih teknologi dibandingkan kuas rias.
1. Efisiensi Waktu dan Biaya
Baca Juga:Bisa Nongkrong Sampai Subuh: Gemini AI Buktikan Anak Strict Parents Juga Punya Kebebasan DigitalTiduran Tenang di Atas Laut Tanpa Tenggelam, Padahal Hanya Hasil Keajaiban Gemini AI
Riasan Halloween profesional biasanya memerlukan waktu berjam-jam dan biaya yang tidak sedikit. Dengan Gemini AI, siapa pun bisa membuat foto bertema horor tanpa repot atau mengeluarkan uang ratusan ribu.
2. Hasil yang Lebih Konsisten dan Estetis
AI mampu menciptakan efek visual seperti luka terbakar, darah mengalir, atau kulit terkelupas dengan tingkat detail tinggi. Hasilnya sering kali tampak lebih sempurna dibanding riasan manual.
3. Kreativitas Tanpa Batas
Makeup tradisional punya batasan fisik, tapi AI bisa menciptakan efek yang mustahil diwujudkan di dunia nyata, seperti tubuh bercahaya, wajah setengah robot, atau karakter fantasi yang diilhami film fiksi ilmiah.
4. Akses Universal
Tidak semua orang memiliki kemampuan makeup artistik. Dengan AI, siapa pun dari anak sekolah hingga pekerja kantoran bisa ikut berpartisipasi dalam tren Halloween global tanpa merasa tertinggal.
Dari Keseruan ke Kekhawatiran: Sisi Gelap di Balik Tren
Meski inovatif dan menghibur, tren ini juga memunculkan sejumlah perdebatan serius, terutama tentang orisinalitas, identitas digital, dan etika penggunaan teknologi.
1. Kehilangan Nilai Seni Makeup Tradisional
Para makeup artist profesional mengungkapkan kekhawatiran bahwa tren ini bisa menggerus profesi mereka.
“Makeup Halloween adalah seni yang punya nilai ekspresif dan emosional. Kalau semua diganti AI, kita kehilangan sisi manusianya,” ujar Dwi Maharani, seorang MUA asal Surabaya.
2. Masalah Privasi Data
Baca Juga:Dinner Romantis Tanpa Harus Bertemu? Gemini Bikin Pasangan Sibuk Tetap Bisa Makan Malam ‘Bareng’ dalam FotoPotret Berdiri di Tengah Ribuan Mawar Jadi Simbol Cinta, Kesedihan, dan Seni Digital Masa Kini
Gemini AI dan platform serupa membutuhkan foto wajah untuk menghasilkan gambar. Beberapa pakar keamanan siber memperingatkan risiko kebocoran data biometrik jika sistem tidak memiliki enkripsi yang kuat.
