Evaluasi Keamanan dan Kebersihan Program Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Cirebon

Evaluasi Keamanan dan Kebersihan Program Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Cirebon
Evaluasi Keamanan dan Kebersihan Program Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Cirebon. Foto : tangkap layar website radarcirebon.com
0 Komentar

RADARCIREBON. TV – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi siswa di SD guna mendukung perkembangan fisik dan konsentrasi dalam belajar. Namun, insiden yang terjadi pada 20 siswa di SDN 2 Setu Wetan, Kabupaten Cirebon, menimbulkan keprihatinan terkait pelaksanaan standar keamanan makanan dalam program tersebut. Beberapa siswa mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsi menu MBG, meskipun hasil pemeriksaan awal belum dapat memastikan penyebab pasti situasi ini.

Kejadian ini menarik perhatian serius karena mengindikasikan adanya kemungkinan kelemahan dalam sistem pengolahan dan distribusi makanan. Dari penyelidikan awal, makanan yang disajikan adalah soto ayam yang dilengkapi dengan sayuran tauge dan kol. Pihak penyedia makanan, Satuan Pemenuhan Program Gizi (SPPG) Setu Kulon, menjelaskan bahwa proses memasak dimulai sejak pagi dan distribusi dilakukan sekitar pukul 08. 00 WIB sesuai dengan prosedur yang ada. Namun, perbedaan kondisi di masing-masing lokasi distribusi dapat memengaruhi mutu makanan yang diberikan kepada siswa.

Dari perspektif akademis, insiden ini bisa menjadi topik studi yang menarik dalam Analisis Keamanan dan Kebersihan Program MBG di Sekolah Dasar. Penelitian semacam ini fokus pada pemeriksaan menyeluruh terhadap proses pengolahan, penyimpanan, sampai pengiriman makanan agar tetap sesuai dengan standar keamanan makanan. Dengan mengacu pada teori Manajemen Keamanan Pangan dan Analisis Bahaya serta Titik Kontrol Kritis (HACCP), analisis dapat menemukan titik-titik kritis yang berisiko menghadirkan kontaminasi.

Baca Juga:Blow-Up Manchester United: Krisis Internal Makin Memanas di Old TraffordLamine Yamal Jadi Musuh Publik Real Madrid, Ini Alasan di Baliknya

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon telah menegaskan bahwa dapur produksi SPPG sudah memenuhi syarat kebersihan dan sanitasi. Meskipun begitu, evaluasi menyeluruh tetap diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan adanya faktor eksternal, seperti suhu penyimpanan, kebersihan alat transportasi, atau waktu distribusi yang terlalu lama. Uji laboratorium terhadap sampel makanan diharapkan dapat memberikan penjelasan ilmiah mengenai sumber masalah yang terjadi.

Penilaian terhadap program MBG sangat penting dilaksanakan agar masyarakat tetap percaya pada upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah. Selain itu, pengawasan berkesinambungan dan peningkatan pelatihan bagi petugas dapur juga sangat diperlukan untuk memastikan keamanan setiap sajian makanan. Kejadian di Cirebon menjadi pengingat bahwa penerapan prosedur operasional standar (SOP) yang disiplin adalah kunci utama dalam menjaga kebersihan pangan di sekolah, demi kesehatan dan keselamatan siswa di masa mendatang.

0 Komentar