Dengan jawaban tersebut, Messi secara tidak langsung menolak narasi “balas menyindir”. Ia justru menempatkan pembicaraan pada konteks yang lebih luas, yaitu makna prestasi dalam sepak bola yang bersifat personal dan emosional.
Dinamika Persaingan yang Tak Pernah Redup
Persaingan Messi dan Ronaldo telah lama mewarnai dunia sepak bola sejak era kejayaan La Liga lebih dari satu dekade lalu. Selama bertahun-tahun, keduanya saling berkejaran rekor gol, trofi individu, hingga gelar liga. Masing-masing memiliki pendukung fanatik yang seringkali terlibat dalam debat panjang, siapa yang terbaik sepanjang masa.
Piala Dunia 2022 menjadi momen penting dalam narasi tersebut. Lionel Messi, setelah beberapa kegagalan sebelumnya, akhirnya berhasil membawa Argentina menjadi juara dunia. Bagi sebagian besar pengamat, pencapaian tersebut dianggap sebagai “penyempurna karier” Messi. Sementara Ronaldo, yang pada saat itu bermain untuk Portugal, harus pulang lebih cepat setelah kalah di babak perempat final.
Baca Juga:Gol Solo Run ala Messi! Micky van de Ven Bikin Tottenham Pesta 4-0 di Liga ChampionsMasih Belum Pensiun, Lionel Messi Lanjutkan Karier di Inter Miami hingga 2028
Sejak saat itu, topik mengenai siapa yang lebih pantas menyandang status GOAT kembali mencuat. Banyak yang menyimpulkan bahwa Piala Dunia telah memberikan keunggulan penuh bagi Messi. Namun pernyataan Ronaldo yang menyebutkan bahwa karier tidak ditentukan oleh satu trofi kembali menyulut perdebatan.
•Masyarakat Sepak Bola Bereaksi
Reaksi publik terhadap pernyataan kedua pemain tentu beragam. Banyak yang menghargai sikap Messi yang meredam ketegangan dengan jawaban santun. Sementara di sisi lain, ada pula yang mendukung pandangan Ronaldo bahwa penilaian pemain tidak bisa hanya berpusat pada satu kompetisi, meski sebesar Piala Dunia.
Pengamat sepak bola Eropa, Miguel Sandoval, menyebut bahwa pernyataan Ronaldo bukan dalam konteks meremehkan, melainkan lebih kepada usaha untuk menegaskan bahwa warisan seorang pemain tidak boleh direduksi.
“Ronaldo berusaha menyampaikan bahwa ia memiliki pencapaian luar biasa di klub dan kompetisi lain. Namun karena komentar ini muncul setelah Messi memenangkan Piala Dunia, publik mengartikannya sebagai sindiran,” ujar Sandoval.
Sementara analis sepak bola Argentina, Pablo Fernández, menilai bahwa cara Messi menanggapi situasi ini menunjukkan kematangan dan kedewasaan.
