RADARCIREBON.TV- Dalam kabar yang cukup mengkhawatirkan bagi pendukung FC Barcelona dan Spain national football team, bintang muda berusia 18 tahun Lamine Yamal telah dikonfirmasi tengah berjuang melawan masalah cedera yang digambarkan sebagai “sports hernia” atau pubalgia kondisi yang bisa berdampak serius apabila tidak ditangani dengan tepat.
Kronologi dan Perkembangan Terkini
- 1. Yamal mengalami masalah di area pangkal paha/groin sejak beberapa bulan ke belakang, yang kemudian dinyatakan sebagai pubalgia atau cedera yang mirip dengan sports hernia.
- 2. Klub Barcelona telah memanggil seorang spesialis cedera groin dari Belgia untuk memberikan second opinion atas kondisi Yamal, sebagai indikasi bahwa situasi ini telah dianggap serius oleh pihak klub.
- 3. Pada 3 Oktober 2025, Barcelona mengumumkan bahwa Yamal harus absen setidak-nya dua hingga tiga minggu karena kambuhnya cedera pubis setelah laga melawan Paris Saint‑Germain.
- 4. Meski estimasi absennya awalnya “2-3 minggu”, sejumlah pakar mengingatkan bahwa cedera jenis ini tidak sembuh dalam waktu singkat, dan jika pemulihan tidak dilakukan penuh, bisa berubah menjadi masalah kronis.
- 5. Klub dan tim nasional dilaporkan sempat terjadi ketegangan terkait manajemen kondisi Yamal, untuk klub, prioritas adalah pemulihan penuh, untuk tim nasional, yang melihat potensi besar sang pemain, ada dorongan agar Yamal tetap tersedia.
Apa Sebenarnya Cedera “Sports Hernia” / Pubalgia?
Cedera ini, yang dalam banyak artikel disebut sebagai pubalgia atau athlete’s hernia, menyerang area pangkal paha / selangkangan dan otot/ tendon yang melekat di sana. Ciri-utamanya.
Baca Juga:Lamine Yamal: Cibiran Fans Lawan Jadi Bahan Bakar Performa Gemilang di BarcelonaDaftar Nominasi The Best FIFA Football Awards 2025: Dembele dan Lamine Yamal Jadi Sorotan Utama
- Nyeri saat melakukan perubahan arah cepat, akselerasi, tendangan.
- Rasa tidak nyaman di bagian pangkal paha atau area pubis (tulang kemaluan) yang bisa memburuk jika dipaksakan bermain.
- Penanganannya sering lebih rumit daripada cedera otot biasa, memerlukan kombinasi istirahat, fisioterapi khusus, mungkin intervensi minimal seperti radiofrekuensi, dan dalam kasus yang lebih parah bisa membutuhkan operasi.
Dalam kasus Yamal, meskipun telah mendapat terapi radiofrekuensi untuk mengurangi rasa sakit, seorang pakar memperingatkan bahwa tindakan tersebut sifatnya paliatif, bukan solusi definitif untuk memperbaiki kerusakan dasar.
