Sementara proyek pembangunan yang mestinya menjadi wajah nyata APBD, justru masih banyak yang tertahan di meja administrasi.
Meski demikian, Yuyun masih menyisakan sedikit optimisme. Ia yakin, dengan sisa waktu dua bulan terakhir, serapan bisa meningkat signifikan. “Kami optimis, dengan waktu yang tersisa, anggaran tersebut bisa diserap,” katanya.
Optimisme itu tentu terdengar indah di atas kertas. Tapi publik sudah terlalu sering mendengar janji serupa setiap akhir tahun anggaran. Faktanya, pekerjaan proyek masih dikejar-kejar waktu menjelang tutup tahun, bahkan sebagian tuntas di tengah hujan dan lumpur asal rampung, bukan asal baik.
Baca Juga:Bupati Imron Apresiasi Budidaya Bebek Bumdes Sinarancang – VideoBupati Imron Tinjau Sejumlah Lokasi Peningkatan Jalan – Video
Dengan serapan baru 68,23 persen, Pemkab Cirebon kini menghadapi ujian kredibilitas di penghujung 2025. Ujian untuk membuktikan bahwa APBD bukan sekadar ritual administrasi, tapi alat nyata untuk menyejahterakan rakyat.
Sebab jika uang Rp1,48 triliun itu hanya jadi angka di spreadsheet tanpa pernah turun ke jalan, maka yang tersisa hanyalah laporan keuangan yang rapi di atas kertas sementara di bawahnya, rakyat masih menunggu janji pembangunan yang belum benar-benar datang.
