RADARCIREBON.TV – Di tengah sorotan dunia sepak bola, Cristiano Ronaldo kembali mencuri perhatian menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara timnas Portugal melawan Republik Irlandia di Dublin. Di usia yang telah memasuki 40 tahun, sang legenda bukan hanya bersiap tampil di lapangan melainkan malah secara terbuka berharap mendapat celaan dari penonton tuan rumah.
Ronaldo menyatakan bahwa dirinya justru menginginkan agar suporter Irlandia bersorak melawannya. “Stadion pasti akan mengejek saya, saya sudah terbiasa. Saya harap memang begitu mungkin itu akan mengurangi tekanan untuk pemain lain,” ujarnya dalam konferensi pers jelang pertandingan. Pernyataan bak “undangan” dari seorang pemain besar ini mengundang decak kagum sekaligus keheranan publik, karena jarang seorang atlet secara terang-terang meminta hal demikian.
Alasan di balik sikap unik ini cukup jitu: Portugal memimpin Grup F dalam babak kualifikasi dan dengan satu kemenangan di Dublin, mereka bisa langsung memastikan tiket ke babak final turnamen di Amerika Utara tahun depan. Dengan beban besar itu, Ronaldo tampak berinisiatif mengambil peran sebagai “perisai manusia” bagi rekan‐setimnya, dengan harapan bahwa sorakan terhadap dirinya dapat membantu melempar beban besar dari pundak pemain muda serta kolega lainnya.
Baca Juga:Ronaldo Akhiri Era Internasional dengan “Satu Terakhir” di Piala Dunia 202648 Tim, Satu Zona: Panggung Baru di FIFA U‑17 World Cup 2025 Qatar
Sikap ini tidak lepas dari insiden dalam pertemuan kedua tim sebelumnya, ketika Ronaldo merayakan kemenangan melalui gol di menit akhir tepat di depan beberapa pemain Irlandia sebuah momen yang kemudian disebut kapten Irlandia sebagai “tak saya pahami”. Menjelang kunjungan ke Stadion Aviva, Ronaldo kemudian berjanji akan “menjadi anak baik” di lapangan, meskipun ia tetap berambisi untuk mencetak gol dan membantu negaranya meraih kemenangan.
Tak hanya berbicara soal atmosfer, Ronaldo juga menegaskan bahwa kesempatan ini bukan hanya soal kualifikasi, tetapi juga mengenai legasinya. Ia mengatakan bahwa turnamen Piala Dunia 2026 kemungkinan besar akan menjadi edisi terakhirnya sebagai pemain internasional meskipun ia menolak memberikan rincian kapan tepatnya akan pensiun.
Langkah ini menunjukkan bagaimana seorang pemain yang telah mencapai puncak karier memilih taktis dan psikologis dalam menghadapi situasi tekanan tinggi bukan hanya berfokus pada performa fisik dan teknis, tetapi juga mengelola suasana mental dan eksternal tim. Ronaldo, dengan pengalamannya yang kaya di level klub dan internasional, tampaknya menerapkan strategi yang lebih rumit daripada sekadar tampil di lapangan. Ia mengubah sorotan menjadi perhitungan bila sorakan memang datang, maka ia sudah siap untuk memanfaatkannya demi tim.
