RADARCIREBON.TV- Liverpool pernah dianggap terlalu bergantung pada Mohammed Salah sebagai motor serangan.
Namun dalam beberapa pertandingan terakhir saat Salah absen, The Reds justru menampilkan gaya permainan yang berbeda, lebih cair, cepat, dan mengandalkan kolektivitas tinggi. Banyak yang terkejut melihat bagaimana tim besutan Jurgen Klopp mampu mengubah struktur serangan serta dinamika permainan tanpa sang bintang Mesir. Pertanyaannya, seperti apa sebenarnya wajah Liverpool tanpa Salah, dan apa yang berubah dari gaya bermain mereka?
Berikut laporan mendalam mengenai performa Liverpool ketika tampil tanpa Mohammed Salah.
Baca Juga:Bruno Fernandes Menyala! Hattrick Spektakuler Bawa Portugal Pesta 9-1 dan Lolos ke Piala Dunia 2026Gattuso Minta Maaf untuk Italia: “Kami Tak Boleh Takut Lagi” Usai Kekalahan Memalukan 1-4 dari Norwegia
Pergantian Struktur Serangan: Dari Fokus Individual ke Kombinasi Kolektif
Ketika Salah bermain, Liverpool sering mengandalkan pergerakannya dari sisi kanan, menusuk ke dalam, menciptakan ruang, atau melakukan cut inside untuk melepaskan tembakan. Tanpa Salah, serangan Liverpool tidak lagi mengalir berat ke satu sisi. Pola mereka menjadi lebih simetris antara kiri dan kanan.
Trent Alexander-Arnold menjadi pemain yang paling merasakan perubahan peran ini. Ia tidak hanya menjadi pengumpan silang dari kanan, tetapi kini lebih sering masuk ke area tengah, membantu build-up, dan mempercepat transisi. Tanpa Salah, Trent mendapatkan kebebasan kreatif lebih besar.
Di lini depan, kombinasi Darwin Nunez, Luis Diaz, Diogo Jota atau Cody Gakpo membuat serangan Liverpool berubah menjadi lebih dinamis. Tidak ada satu pemain yang menjadi pusat perhatian; semuanya bergerak bebas, saling bertukar posisi, dan memecah kestabilan pertahanan lawan.
Kecepatan Transisi Meningkat: Liverpool Jadi Lebih “Raw” dan Meledak-ledak
Tanpa Salah, Liverpool cenderung bermain lebih langsung. Jika biasanya mereka mengandalkan sabar dalam membangun serangan sambil menunggu Salah menemukan ruang, kini Liverpool lebih sering melakukan umpan terobosan cepat ke ruang kosong.
Darwin Nunez menjadi kunci di sini. Dengan kecepatannya, ia menjadi target utama bola-bola panjang maupun umpan vertikal.
Yang menarik, dalam beberapa laga terakhir, Liverpool mencatat.
- Jumlah tembakan lebih banyak per laga, rata-rata 18-22 kali.
- Intensitas pressing meningkat, terutama dari lini depan.
- Peluang yang tercipta datang dari berbagai sisi, bukan hanya dari flank kanan.
