RADARCIREBON.TV – Isu mengenai siapa sosok yang akan menempati kursi pelatih Timnas Indonesia selalu menjadi perbincangan hangat, dan belakangan ini, nama Giovanni van Bronckhorst santer terdengar sebagai kandidat kuat. Mantan pelatih Feyenoord dan Rangers ini dikenal memiliki pendekatan taktik yang modern, fleksibel, serta berorientasi pada intensitas tinggi. Rekam jejaknya, terutama saat sukses bersama Rangers, menawarkan gambaran menarik tentang bagaimana ia bisa mentransformasi skuad Garuda.
Gaya kepelatihan Van Bronckhorst tidak terpaku pada satu cetakan formasi saja. Meskipun ia kerap menggunakan formasi dasar 4-3-3 atau 4-2-3-1, ia adalah pelatih yang sangat fleksibel dan berani memberikan pergeseran peran kepada pemain tanpa harus merusak struktur dasar tim. Fleksibilitas ini memungkinkan timnya untuk cepat beradaptasi dengan situasi pertandingan, baik saat menyerang maupun bertahan. Sebagai contoh, dalam fase bertahan, tim asuhannya, Rangers, sering bertransformasi menjadi 4-4-2 atau 4-5-1, dengan pemain kunci seperti gelandang serang diberi tugas tambahan untuk menekan gelandang pivot lawan. Perubahan tugas ini memastikan bahwa lawan tidak memiliki waktu luang untuk membangun serangan dengan nyaman.
Karakteristik kedua yang menonjol adalah intensitas tinggi dan serangan eksplosif dari area sayap. Tim besutan pelatih Belanda ini terkenal dengan transisi menyerang yang sangat cepat. Setelah berhasil merebut bola, rencana taktisnya sederhana: menyerang secepat mungkin. Metode yang digunakan pun bervariasi, mulai dari rangkaian umpan pendek cepat hingga satu umpan panjang langsung yang membelah pertahanan lawan menuju pemain di posisi bebas. Prinsip ini membuat timnya tampil meledak-ledak di setiap fase transisi.
Baca Juga:Demi Keselamatan: KAI Tetapkan Batas Kapasitas dan Larangan Isi Ulang Power Bank di Gerbong KeretaIroni Laskar Jawa Tengah di BRI Super League: Persis dan Persijap Terpuruk dengan Catatan Statistik Kembar
Dalam fase menyerang yang terstruktur, Van Bronckhorst juga sangat mengandalkan ruang lebar di sisi sayap. Bek sayap dan penyerang sayap memiliki peran krusial dalam menciptakan peluang. Mereka sering ditugaskan untuk melakukan overlap atau cut-inside untuk membongkar pertahanan lawan. Duet pemain seperti Morelos dan Ryan Kent di Rangers dahulu adalah representasi sempurna dari filosofi ini, ditopang oleh gelandang pekerja keras di lini tengah.
Terakhir, aspek pertahanan yang terorganisasi dan tekanan yang terukur juga menjadi ciri khas. Tim Van Bronckhorst cenderung membiarkan lawan menguasai bola di area pertahanan mereka sendiri. Namun, begitu bola memasuki sepertiga lapangan tengah, tekanan balik yang masif langsung dilancarkan. Timnya mengambil risiko terhadap umpan direct yang melewati lini kedua, namun tekanan itu akan melambat begitu lawan mulai mundur. Dalam situasi ini, setidaknya lima pemain bertahan akan otomatis berada di belakang untuk menutup ruang dan jalur umpan vital di sekitar kotak penalti. Struktur pertahanan berlapis ini menunjukkan kedisiplinan taktik yang tinggi, sebuah modal berharga jika ia benar-benar dipercaya memimpin Timnas Indonesia. Dengan karakteristik taktik yang fleksibel, intens, dan menyerang ini, kehadiran Van Bronckhorst dapat menjanjikan masa depan yang cerah dan penampilan yang lebih segar bagi skuad Garuda.
