Mohamed Salah: Dilema Kontrak Baru dan Penurunan Ketajaman di Anfield

Mohamed salah Pemain Bola Liverpool
Foto @liverpoolfc
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Pergantian kalender baru-baru ini telah membawa kekhawatiran yang tak terhindarkan ke Anfield. Jantung serangan Liverpool, Mohamed Salah, yang baru saja mengikat masa depannya dengan klub melalui kontrak baru bernilai tinggi, justru memperlihatkan penurunan performa yang signifikan, memicu pertanyaan di benak para penggemar dan pengamat.

Keputusan Liverpool untuk menjadikan Salah sebagai salah satu pemain dengan gaji tertinggi dalam sejarah klub pada awal musim 2022/2023 disambut dengan suka cita. Itu adalah pengakuan atas statusnya sebagai salah satu penyerang paling mematikan di dunia. Namun, janji gemilang dari kesepakatan itu seolah-olah menjadi beban di pundaknya. Data statistik menunjukkan bahwa sejak kontrak baru ditandatangani, sihir “Raja Mesir” tampaknya mulai memudar, berbanding terbalik dengan ekspektasi besar yang menyertainya.

Musim-musim sebelumnya, khususnya saat ia memenangkan Golden Boot pertamanya, Salah dikenal sebagai mesin gol yang tak terhentikan, mencetak gol dengan konsistensi yang mencengangkan dari berbagai sudut lapangan. Angka-angka Expected Goals (xG) miliknya selalu tinggi, dan tingkat konversinya seringkali melebihi standar liga. Namun, dalam periode setelah kontrak barunya, yang terjadi justru kebalikannya.

Baca Juga:Demi Keselamatan: KAI Tetapkan Batas Kapasitas dan Larangan Isi Ulang Power Bank di Gerbong KeretaIroni Laskar Jawa Tengah di BRI Super League: Persis dan Persijap Terpuruk dengan Catatan Statistik Kembar

Ketajaman di depan gawang menjadi masalah utama. Kesempatan yang biasanya ia ubah menjadi gol dengan mudah kini sering terbuang sia-sia. Tembakan yang sebelumnya akurat dan mengarah ke sudut gawang kini sering melenceng atau mudah ditepis kiper. Bahkan, jumlah tembakan tepat sasaran per pertandingannya tercatat menurun, menunjukkan bahwa ia kurang banyak menempatkan kiper lawan dalam tekanan serius.

Penurunan ini bukan hanya terlihat dari jumlah gol dan assist yang jauh lebih sedikit dibandingkan periode sebelumnya, tetapi juga dari kontribusi keseluruhan dalam membangun serangan. Meskipun Salah masih rajin menciptakan peluang dan melakukan dribble, efektivitasnya dalam fase penyelesaian akhir telah terpengaruh. Ada momen-momen di mana ia tampak kurang percaya diri saat berada di posisi ideal untuk mencetak gol.

Tentu saja, penurunan performa seorang pemain bintang tidak bisa dipandang secara terpisah. Kondisi tim Liverpool secara keseluruhan juga ikut berperan. Masalah cedera di lini tengah, transisi taktik, dan inkonsistensi pertahanan mungkin telah memengaruhi cara Salah bermain dan posisi yang ia ambil. Namun, sebagai pemain kunci dengan bayaran tertinggi, ekspektasi terhadapnya untuk menjadi pembeda di saat sulit tetaplah tinggi.

0 Komentar