RADARCIREBON.TV – Bursa kandidat pelatih baru Timnas Indonesia semakin menarik perhatian setelah kegagalan Skuad Garuda melaju ke babak selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mencari pengganti Patrick Kluivert, nama John Herdman muncul sebagai salah satu kandidat terkuat yang dikabarkan media Inggris, Sky Sports, telah menjalani wawancara dengan perwakilan PSSI di Eropa. Herdman, yang berkebangsaan Inggris dan kini berusia 50 tahun, bersaing ketat dengan nama besar lainnya, yakni asisten pelatih Liverpool, Giovanni van Bronckhorst.
Kehadiran John Herdman di bursa pelatih Indonesia membawa rekam jejak yang mengesankan, terutama pengalamannya membangun kembali sebuah tim nasional dari nol. Selama lima tahun masa baktinya bersama Timnas Kanada (2018–2023), Herdman tidak hanya mengubah identitas permainan tim berjuluk The Canucks, tetapi juga berhasil membangun budaya kompetitif baru di zona CONCACAF.
Puncak Karier: Mengguncang Piala Dunia 2022
Pencapaian paling monumental John Herdman adalah membawa Kanada lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar, sebuah comeback historis setelah penantian panjang. Dalam lima tahun masa kepelatihannya, ia mencatatkan statistik meyakinkan: 36 kemenangan, 7 kali imbang, dan 15 kekalahan.
Baca Juga:Presiden Prabowo Resmi Lepas 996 Kontingen Indonesia ke SEA Games 2025Dari Bintang Brace Persib di Era Robert Rene Alberts, Kini Terpuruk Jadi Bench Warmer di Kasta Bawah Liga
Meskipun Kanada tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022 setelah menelan tiga kekalahan (dari Belgia 0-1, Kroasia 1-4, dan Maroko 1-2), kehadiran mereka di turnamen tersebut membuktikan kemampuan Herdman dalam mengangkat tim ke panggung global. Ia membimbing sebuah generasi emas Kanada yang diisi talenta top Eropa seperti Jonathan David (Juventus), Alphonso Davies (Bayern Munchen), dan Tajon Buchanan (Inter Milan).
Kunci Taktikal: Fleksibilitas dan Build-up Kontrol
Analisis taktikal Herdman menunjukkan bahwa ia adalah pelatih yang fleksibel dan menolak terpaku pada satu formasi baku. Pendekatan ini sangat penting untuk Timnas Indonesia yang sering menghadapi lawan dengan gaya berbeda. Herdman sering menggunakan sistem 3-4-3 atau 3-4-2-1 sebagai struktur utama di Kanada, namun ia dengan cepat beradaptasi ke pola empat bek (4-4-2 atau 4-2-3-1) saat tim membutuhkan stabilitas pertahanan.
Dalam filosofi menyerang, Herdman sangat menekankan pada penguasaan bola (ball possession) yang rapi dan terstruktur sejak dari lini belakang (build-up). Dalam formasi tiga bek, seorang gelandang (misalnya Eustáquio) akan turun untuk menciptakan keunggulan numerik 3+1, memfasilitasi sirkulasi bola yang cepat dan progresif, terutama diarahkan ke sektor sayap. Umpan vertikal dan diagonal dari gelandang menjadi senjata andalan untuk memecah pertahanan lawan yang rapat.
