Langkah itu mencerminkan rasa frustrasi yang tidak hanya datang dari Szoboszlai sebagai individu, tetapi juga dari komitmennya terhadap performa tim. Ia sangat peduli mengenai kualitas eksekusi di lapangan, dan ketika ritme tim terganggu, dia merasa apa yang sedang terjadi adalah sesuatu yang “tidak bisa diterima.”
•Keterbukaan soal Kepemimpinan Slot
Meskipun berada dalam tekanan berat, Szoboszlai masih menunjukkan rasa percaya pada pelatih Arne Slot. Menurutnya, Slot memiliki visi yang bisa membawa Liverpool keluar dari krisis, namun eksekusi tetap harus datang dari pemain.
“He will find a solution, but it is not only him. It is also us players, we have to give our best. That is what we try to do every game.” (Dia akan menemukan solusinya, tetapi bukan hanya dia saja. Kami para pemain juga, kami harus memberikan yang terbaik. Itulah yang kami coba lakukan di setiap pertandingan.)
Baca Juga:Misi Besar Amorim: Bongkar 6 Masalah Kronis Manchester United Demi Kebangkitan Era BaruCristiano Ronaldo: Dari Lapangan Hijau ke Kerajaan! Raja Bisnis yang Merambah Keajaiban Teknologi
“We are working on it every day, trust me.” (Kami mengerjakannya setiap hari, percayalah.”)
Szoboszlai juga menyatakan bahwa dalam sesi internal, tim sudah melakukan banyak pertemuan (“a lot of meetings”) untuk mencari solusi atas penurunan performa. Hal ini menunjukkan bahwa meski krisis mengepung, ada usaha kolektif untuk bangkit kembali.
•Mentalitas Tak Pernah Puas dan Kerja Keras
Di luar turbulensi emosional, Szoboszlai membawa filosofi pribadi yang sangat keras: dia “tidak pernah puas” dengan performanya sendiri. Menurutnya, meski sudah ada pujian, dia tetap mencari umpan balik agar bisa terus berkembang, dan sikap itu menurutnya memberi keseimbangan dalam mentalitasnya.
“Mengunci fokus,” menurut Szoboszlai, adalah kunci untuk melewati masa sulit: “Saya hanya perlu terus maju … sekuat apa pun tekanan datang, saya harus membantu tim.”
Selain itu, Szoboszlai tak ragu mengambil peran “pekerjaan kotor” dalam tim, tak hanya menjadi kreator serangan, tetapi juga mengambil tugas defensif dan pressing. Mentalitas ini menegaskan bahwa dia bukan pemain yang puas hanya menjadi penampil sesaat; dia siap bekerja keras di segala lini demi tim.
