RADARCIREBON TV – Malam di San Mamés berubah menjadi mimpi buruk bagi Paris Saint‑Germain (PSG). Meskipun mendominasi ball-possession dan mencatatkan sejumlah peluang emas, mereka gagal menaklukkan gawang Unai Simón yang tampil luar biasa. Hasil akhir: 0-0. Hasil ini menjadi salah satu kejutan paling menyita perhatian di matchday keenam fase grup 2025–26 UEFA Champions League.
Simón Sang Dinding San Mamés: PSG Gagal Tembus Lini Belakang Bilbao
Sejak peluit kick-off berbunyi di San Mamés, PSG langsung mengambil inisiatif menyerang. Namun upaya mereka kandas berulang kali di bawah sorotan ketat dari lini belakang Bilbao dan terutama di tangan kokoh Unai Simón. Di sepanjang laga, kiper 28 tahun itu melakukan sejumlah penyelamatan krusial yang membuat para pemain PSG frustrasi.
Menurut panduan statistik, setelah jeda, saat PSG menekan dengan intensitas lebih tinggi, Simón menghadang tembakan dari pemain-pemain seperti Senny Mayulu dan Bradley Barcola. Tendangan salah satu peluang terbaik PSG bahkan membentur mistar, menandai kegagalan nyata lini depan mereka di laga tersebut.
Baca Juga:Klasemen Medali SEA Games 2025: Badminton Indonesia Bidik Dua Emas di Tengah Luka Kekalahan Timnas U-22Bojan Hodak Lempar Peringatan Keras! Jelang Laga Penentu Grup G: Persib vs Bangkok United di ACL Two
Meski PSG memegang penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, Bilbao tidak gentar. Mereka cenderung bertahan dengan disiplin tinggi, menutup jalur serangan lawan, dan mengandalkan refleks Simón untuk menjaga keseimbangan. Strategi itu terbukti efektif, skor tetap imbang tanpa gol hingga peluit akhir.
Peluang Berlimpah, Tapi Finishing PSG Mandul
Statistik laga menunjukkan PSG pantas menang, dominasi di penguasaan bola, peluang demi peluang, terutama di babak kedua. Namun kenyataannya jauh dari harapan. Sepanjang 90 menit, usaha mereka gagal membuahkan gol. Salah satu momen paling miris: tembakan dari Barcola yang membentur mistar, serta serangan lain yang kandas di tangan Simón.
Absennya beberapa pemain kunci, termasuk keraguan serangan setelah Ousmane Dembélé dikabarkan tidak bisa tampil karena kondisi fisik, turut mempengaruhi efektivitas lini depan PSG.
Padahal, sebelum laga, banyak prediksi yang menilai PSG sebagai favorit kuat meraih kemenangan. Mereka datang dengan statistik impresif dan optimisme tinggi dari publik serta media. Namun, strategi pertahanan Bilbao, mental juang tim tuan rumah, dan performa individu Simón membolak-balikkan skenario itu menunjukkan bahwa sepak bola tak bisa diprediksi hanya dengan statistik.
