RADARCIREBON.TV – Penyanyi Marion Jola mengekspresikan kemarahannya setelah munculnya video TikToker Hantu Rimba yang menghina orang Sumba. Hantu Rimba beranggapan bahwa semua orang Sumba itu gila dan berasal dari lingkungan yang kampungan.
Pernyataan yang mengandung unsur rasis itu diucapkan oleh TikToker Hantu Rimba saat ia melakukan siaran langsung di TikTok bersama Windy Oey. Potongan pernyataan yang menghina tersebut pun diunggah kembali oleh Erika Carlina di Instagram.
Dari situ, Marion Jola akhirnya mengetahui bahwa TikToker Hantu Rimba telah mengejek masyarakat Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Apa yang direspon Marion Jola setelah mendengar hinaan tersebut tentang kampung halamannya?
Baca Juga:Alasan Giovanni van Bronckhorst Lebih Cocok Latih Timnas Indonesia Ketimbang John HerdmanJelang Laga Penentuan vs Thailand, Ini Hitung-hitungan Timnas Futsal Indonesia Raih Emas SEA Games 2025
“Siapa yang berani berkata bahwa orang Sumba itu isinya gila kampungan? Saya adalah perempuan Sumba, siapa yang beraninya menghina Sumba dan orang-orang kami seperti ini? ” tulis Marion Jola di komentar unggahan Erika Carlina, sebagaimana dikutip pada Jumat (19/12/2025).
Erika Carlina pun tidak tinggal diam. Ia bahkan berusaha mencari sosok Hantu Rimba yang telah melakukan penghinaan terhadap masyarakat Sumba. Erika menegaskan bahwa ia sangat menolak sikap rasis, terutama jika ditujukan kepada orang-orang yang dekat dengannya.
“Jika ingin menyerang, serang saja saya. Namun, jangan libatkan pengasuh Andrew. Tanggung jawab pengasuh saya hanya merawat dan menjaga Andrew, tanpa memperhatikan dari mana ia berasal,” ujarnya dengan tegas.
“Bagi saya, dia (pengasuh Andrew) adalah orang baik. Sekali lagi, saya tegaskan bahwa orang Sumba itu adalah orang yang baik,” tambahnya.
Unggahan yang dibuat Erika dan reaksi dari Marion Jola telah memicu gelombang dukungan dari pengguna internet dan beberapa tokoh publik. Banyak orang mengutuk keras perilaku rasis oleh Hantu Rimba tersebut dan mendesak pelaku untuk segera meminta maaf serta bertanggung jawab atas kata-katanya.
Hingga saat ini, Erika Carlina mengaku masih terus berupaya untuk menemukan identitas TikToker yang diduga melontarkan hinaan bernuansa rasis.
Sementara itu, warganet juga menyoroti pentingnya literasi digital dan etika bermedia sosial agar kejadian serupa tidak terulang. Banyak pihak menilai pernyataan bernada rasis tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun, terlebih disampaikan di ruang publik yang dapat memicu stigma dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Kasus ini pun menjadi pengingat bahwa figur publik maupun kreator konten memiliki tanggung jawab besar atas ucapan dan sikap mereka di media sosial.
