Secara statistik, jurang kualitas kedua tim terlihat jelas. Persib unggul dalam penguasaan bola, jumlah peluang, hingga intensitas serangan. Bhayangkara bertahan dengan disiplin, tetapi disiplin saja tidak cukup ketika berhadapan dengan tim yang matang secara kolektif. Persib tidak bermain indah semata, mereka bermain efektif dan itu jauh lebih mematikan.
Kemenangan ini membawa Persib naik ke peringkat kedua klasemen dengan koleksi 31 poin. Sebuah posisi yang tidak hanya mencerminkan konsistensi, tetapi juga keteguhan mental. Persib kini tepat di bawah Borneo FC yang masih memimpin dengan 34 poin. Selisih itu bukan jurang, melainkan jarak pandang yang jelas: target ada di depan mata.
Di tengah tekanan, ekspektasi, dan sorotan tajam publik, Persib justru terlihat semakin dewasa. Tidak ada euforia berlebihan, tidak ada selebrasi yang menipu diri. Mereka menang, lalu kembali bekerja. Seperti tim yang sadar bahwa gelar juara tidak diraih lewat satu pertandingan, melainkan lewat rangkaian jawaban atas tantangan demi tantangan.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Puasa Rajab 2025–2026 Lengkap dengan Tata Cara dan Keutamaannya, Simak Baik-baik!Sepak Bola Babak Belur di Sea Games 2025, Futsal Gemilang Raih Emas! Bantai Thailand di Partai Final
Malam itu, Persib tidak hanya mengalahkan FC Bhayangkara. Mereka juga mengalahkan keraguan, prasangka, dan bisik-bisik sumbang yang sempat mengiringi langkah mereka. Dan Ramon Tanque, dengan dua golnya, berdiri di garis depan sebagai simbol bahwa dalam sepak bola, jawaban terbaik selalu datang dari lapangan, bukan dari komentar.